TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Trik Dark Psychology Harus Diwaspadai, Jangan Mau Dimanipulasi 

Memahami dark psychology dalam kehidupan sehari-hari.

pexels.com

Psikologi secara umum mempelajari pikiran, emosi, dan perilaku; namun dark psychology (psikologi gelap) berfokus pada penggunaan taktik manipulasi untuk membujuk, menipu, dan mengendalikan orang lain.

Kamu mungkin tidak menyadarinya, tetapi ada banyak taktik Dark Psychology yang bisa setiap hari. Trik ini dirancang untuk memanfaatkan kelemahan dan memanipulasi orang dalam melakukan hal-hal yang biasanya tidak dilakukan. 

Penelitian telah melihat beberapa taktik manipulasi paling umum digunakan untuk memengaruhi dan mengendalikan orang lain. Sehingga bisa dipelajari agar bisa lebih waspada!

Artikel berikut akan mengeksplorasi ilmu dark psychology dan bagaimana hal itu memengaruhi perilaku dan kehidupan. 

1. Psikologi terbalik

pexels.com

Psikologi terbalik dapat menjadi alat ampuh untuk membuat orang melakukan hal-haltidak ingin mereka lakukan atau bahkan hal-hal mereka tahu seharusnya tidak mereka lakukan.

Tidak mudah untuk melihat psikologi terbalik dalam dunia nyata. Saat itu seseorang akan mengatakan sesuatu tampaknya bertentangan dengan niat asli mereka. Sederhananya orang akan memanipulasi kalimat, agar kamu tidak mengetahui niat sebenarnya. Namun, tujuan sebenarnya mengarahkan kamu untuk melakukan hal tersebut.

Teknik ini digunakan dalam banyak situasi, tetapi paling sering ditemukan dalam parenting, di mana orang tua menggunakan psikologi terbalik sebagai bagian dari prosedur disiplin. Ini juga digunakan oleh guru atau manager yang ingin siswa atau karyawan mereka berkinerja lebih baik. Tapi tentu harus terus waspada ya!

Baca Juga: 5 Zodiak Cinta Banget Sama Makeup, jadi Bagian Hidup

2. Bom cinta

pexels.com

Love bombing adalah taktik manipulasi di mana seseorang menghujani orang lain dengan kasih sayang dan perhatian. Tentu saja tujuannya untuk memanipulasi agar melakukan apa yang mereka inginkan. 

Pelaku akan menggunakan taktik ini untuk membuat orang lain secara emosional bergantung pada mereka. Akibatnya, korban merasa berutang budi dan kecil kemungkinannya untuk mempertanyakan motif atau perilaku manipulator di kemudian hari.

Ini paling sering digunakan dalam hubungan romantis dan persahabatan. Tetapi itu bisa terjadi juga dalam situasi apa pun, di mana seseorang merasa seperti membutuhkan orang lain untuk membuat mereka bahagia.

Sangat mudah untuk terjerumus dalam perhatian semacam ini, apalagi setiap orang ingin mendapatkan perhatian dan kasih sayang. Tapi itu bisa berbahaya dalam jangka panjang.

3. Persuasi dan otoritas

pexels.com

Persuasi melibatkan penggunaan argumen meyakinkan untuk mengubah pendapat atau perilaku seseorang. Politisi cenderung menggunakan argumen persuasif untuk meyakinkan orang agar memilih mereka.

Brand besar sering menggunakan dukungan selebriti sebagai bentuk rayuan juga. Dengan bermitra dengan selebriti ternama, sebuah perusahaan dapat menciptakan rasa kepercayaan dan kredibilitas terhadap produknya.

Citra publik selebriti juga menciptakan rasa keinginan dan eksklusivitas, membuat orang lebih cenderung membeli produk. Disisi lain otoritas akan melibatkan penggunaan posisi kekuasaan atau pengaruh untuk memanipulasi seseorang agar melakukan sesuatu.

Misalnya, seorang manajer dapat menggunakan otoritas mereka untuk membuat karyawan melakukan sesuatu yang tidak ingin mereka lakukan. Atau tidak sesuai jobdesk.  Mereka bahkan mungkin mengancam akan memecat karyawan jika mereka tidak mematuhinya.

Wow sangat sering terjadi ya dalam kehidupan sehari hari ya.

4. Manipulasi emosional

pexels.com

Manipulasi emosional mengacu pada penggunaan penipuan dan eksploitasi emosi sebagai cara untuk membuat seseorang melakukan sesuatu tidak biasa dilakukan. Strateginya adalah membuat orang tersebut merasa bersalah, sedih, malu, atau takut untuk membuat mereka patuh. 

Misalnya, manipulasi menjadi korban untuk mendapatkan simpati dan mendapatkan bantuan.  Atau, mereka mungkin menakut-nakuti dan memanipulasi orang lain ke dalam tindakan atau keyakinan diinginkan dengan melebih-lebihkan, memutarbalikkan, atau mengarang fakta.

Mereka bahkan mungkin menggunakan pemerasan emosional.  Bentuk lain dari manipulasi emosional adalah membuat seseorang merasa berkewajiban untuk melakukan sesuatu. 

Dalam hubungan berpasangan hal ini kerap terjadi, dan bisa jadi kamu akan menjadi korban. Jika sudah merasakan hal ini, lebih baik untuk pergi dalam hubungan tersebut.

5. Batasan pilihan

pexels.com

Pembatasan pilihan adalah taktik di mana pelaku membatasi pilihan korban untuk memanipulasi agar melakukan apa yang pelaku inginkan. Jika korban memiliki lebih sedikit pilihan, maka lebih mudah untuk meyakinkan mereka untuk memilih satu.

Misalnya, seorang penjual mungkin hanya menawarkan dua opsi untuk mobil memenuhi anggaran dan pilihan pembeli. Dengan cara ini lebih mudah bagi mereka untuk membantu kamu memutuskan.

Dibandingkan dengan membuat banyak pilihan, katakanlah, enam opsi untuk dipilih. Dalam situasi lain, taktik manipulasi ini bisa lebih berbahaya, seperti menahan informasi untuk membatasi kemampuan pengambilan keputusan seseorang.

Atau bahkan menyiapkan situasi di mana seseorang harus memilih di antara dua opsi sama-sama tidak menarik. Penting untuk mengenali taktik ini karena dapat digunakan dalam berbagai situasi.

Siapa yang pernah dalam situasi ini?

Baca Juga: 7 Aktivitas Menyenangkan di Rumah Buat Kamu yang Introvert

Writer

latif prakoso

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya