TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waktu Imsak, Tanda Berhenti Makan dan Minum? Ini Penjelasan Ahli Falak

Ada perbedaan jadwal imsak di beberapa instansi

ilustrasi sahur (IDN Times/Aditya Pratama)

Bandar Lampung, IDN Times - Waktu Ismak pada bulan Ramadan menjadi hal penting bagi umat muslim supaya mengetahui batas makan dan minum untuk mulai menunaikan ibadah puasa. Sebab itu sangat penting untuk memiliki jadwal Imsak supaya tahu kapan waktu Imsak tiba.

Namun masih banyak yang bingung dan belum memahami waktu Imsak. Apalagi ada beberapa perbedaan jadwal imsak sehingga membuat masyarakat bingung. 

Berikut ini IDN Times rangkum ketentuan Imsak dan hal-hal perlu diperhatikan supaya tidak salah memahaminya berdasarkan penjelasan Moelki Fahmi Ardliansyah, Dosen Ilmu Falak IAIN Metro.

Baca Juga: 5 Manfaat Kesehatan Ibadah Puasa, Cegah Kanker hingga Jaga Jantung

1. Waktu imsak bukan awal untuk puasa

Ilustrasi sahur

Berdasarkan penjelasan Moelki Fahmi dilansir dari metrouniv.ac.id, waktu imsak tidak dijelaskan ketentuannya dalam syariat. Namun, waktu imsak sangat berguna sebagai penanda akan dimulainya puasa. Sehingga tidak mendadak apabila sedang melaksanakan makan sahur.

Menurutnya, ada beberapa hal perlu diperhatikan memaknai waktu imsak, di antaranya, waktu imsak bukanlah awal untuk puasa, yang berarti tidak boleh makan sahur, namun sebagai penanda akan dimulainya puasa. Sehingga masih ada beberapa saat untuk menyelesaikan makan sahur.

“Tapi bukan berarti waktu imsak diabaikan atau bahkan dipahami mulainya puasa ketika waktu adzan subuh. Karena, waktu subuh yang ada sesungguhnya telah ditambahkan ihtiyath  2-3 menit. Dimana ihtiyath tersebut untuk memberlakukan jadwal dalam cakupan satu daerah. Oleh karenanya, boleh jadi subuh sudah masuk sebelum waktu tersebut,” terangnya.

2. Beberapa instansi memiliki jadwal imsak versi masing-masing

ilustrasi Imsak (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut Moelki menjelaskan, waktu imsak dirumuskan dari hadis yang menjelaskan, jarak Nabi antara makan Sahur dan Adzan subuh kira-kira bacaan 50 ayat Al Quran. Dari hal tersebut, kemudian para ahli falak memformulasikan waktu imsak adalah 10 menit sebelum waktu subuh.

Menurutnya kini banyak beredar jadwal imsakiyah dengan berbagai macam versi. Mulai dari yang dikeluarkan pemerintah, ormas, kampus bahkan individu. Disampaikan Moelki, ada 4 hal membedakan dari setiap versi imsak tersebut.

Pertama, berbedanya kriteria digunakan. Misal untuk subuh, ketinggian Matahari ada yang menggunakan -20 derajat ada yang menggunakan -18 derajat.

Kedua, berbeda dalam mengambil koordinat dijadikan markaz perhitungan. Ketiga, waktu ihtiyath diberlakukan berbeda-beda, ada yang menggunakan 2 menit dan ada 3 menit. Keempat, keberlakuan jadwal berbeda.

3. Seharunya jadwal imsak beredar hasilnya sama

Pixabay.com

Moelki mengatakan, sudah selayaknya jadwal imsakiyah beredar hasilnya sama, sehingga tidak membingungkan masyarakat. Menurutnya, untuk kemaslahatan perlu disepakati bersama menggunakan ketentuan yang sama baik dari sisi astronomi maupun keberlakuannya.

Pemerintah dalam hal ini Kemenag RI telah mempunyai rumusan baku mengenai perhitungan waktu salat/imsakiyah. Bahkan, lanjutnya, memiliki hasil riset menyatakan ketinggian Matahari waktu subuh sudah tepat menggunakan -20 derajat. Sehingga jadwal imsakiyah dihitung berdasarkan kriteria tersebut.

Baca Juga: Rekomendasi Mukena untuk Salat Tarawih selama Ramadan!

Berita Terkini Lainnya