TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Dosen ITERA Setahun Terbitkan 61 Buku, Borong Penghargaan

Dianugerahi penghargaan Indonesia Book of Records

Dosen ITERA Harits Setyawan, baru saja dianugerahi penghargaan Indonesia Book of Records (Itera.ac.id)

Bandar Lampung, IDN Times - Menulis dan menerbitkan buku sepertinya sudah menjadi rutinitas dosen yang juga tutor, dan instruktur Bahasa Inggris di 10 universitas yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Harits Setyawan. Ia baru saja dianugerahi penghargaan Indonesia Book of Records.

Penghargaan tersebut diperoleh berkat kegigihannya menerbitkan 61 judul buku kurun waktu setahun pada 2022 lalu. Semangatnya menulis dan menerbitkan buku menjadi inspirasi sivitas akademika ITERA.

Baca Juga: Dosen Itera Harits Setyawan Terbitkan 14 Buku Setahun Terima Penghargaan

1. Awalnya hanya dua buku setahun

Ilustrasi buku pelajaran. (pinterest).

Harits menceritakan, pertama kali menerbitkan buku 2018 bersama rekan-rekan dosen lainnya. Buku pertamanya berbentuk bunga rampai berisi kisah inspiratif dari para penulisnya. Sejak saat itu, ia mengaku rutin menulis.

"Awalnya, hanya dua buku setiap tahun. Lalu, setelah dipercaya untuk memimpin ITERA Press pada tahun 2020-2021 semakin terdorong untuk menulis," ceritanya, Minggu (26/2/2023).

Menurutnya, ada perasaan bangga ketika mengajar menggunakan buku karya sendiri. Bahkan itu juga semakin memotivasi untuk terus menulis.

1. Tak hanya buku pelajaran, ada sastra puisi dan pantun cinta

pixabay.com/ThoughtCatalog

Dosen peringkat 1 Sinta Score Overall se- ITERA itu menyampaikan, pentingnya menulis buku. Salah satu karya menurutnya berkesan adalah buku berjudul Critical Reading: English for Science and Engineering.

Buku tersebut kini digunakan di kelas Bahasa Inggris sebelum tugas belajar.“Buku ini paling berkesan karena melalui proses yang panjang dan penyesuaian dengan aktivitas lain seperti mengajar dan lainnya,” ujar Harits.

Selain itu, ada juga buku Anugerah: Puisi & Pantun Cinta sering Harits gunakan untuk intermezzo di kelas. Puisi dan pantun lucu di dalam buku itu kerap menjadi pemecah keheningan saat ia mengajar mahasiswa.

Menurutnya, ia ingin menularkan semangat menulis kepada para dosen dan mahasiswa ITERA. Pihaknya berencana untuk mengajak dosen serta mahasiswa-mahasiswi ITERA menulis melalui program kolaborasi menulis dosen dan mahasiswa digagas oleh ITERA Press.

“Selain dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis, menulis bersama-sama juga dapat menghasilkan buku dalam jumlah besar sehingga akan berdampak pada peningkatan peringkat Sinta penulis dan kampus,” terangnya.

3. Tantangan menerbitkan buku

Ilustrasi Toko Buku (Book Store) (IDN Times/Anata)

Dari pengalaman Harits, kesulitan terbesar seorang penulis ketika akan menerbitkan buku dalam jumlah banyak adalah biaya, jika menerbitkan buku ke penerbit berbayar. Sedangkan jika menerbitkan buku ke penerbit yang tidak memungut biaya, prosesnya lama.

"Tapi dengan hadirnya ITERA Press, menjadi solusi bagi permasalahan-permasalahan tersebut. Sivitas akademika ITERA dapat menerbitkan buku sebanyak apapun, prosesnya cepat, dan tanpa biaya," kata Harits.

Baca Juga: Cerita Abdullah Sammy, Pilih Tokoh Lampung di Buku Biografi Pertamanya

Berita Terkini Lainnya