TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Novel Sastra Tentang Diskriminasi dan Perlawanan Perempuan

Hingga kini perempuan masih mendapat perlakuan diskriminatif

Noverl sastra angkat kisah perempuan (berbagai sumber)

Intinya Sih...

  • Popularitas novel di Indonesia sebagai wadah penyampaian gagasan dan ide-ide perempuan yang sering mendapat perlakuan diskriminatif
  • Novel Gadis Pantai, Pada Sebuah Kapal, Perempuan yang Menangis Pada Bulan Hitam, Re; dan Perempuan, serta Cantik itu Luka menceritakan sisi lain perempuan dan kritik sosial terhadap perlakuan terhadap perempuan
  • Novel-novel tersebut mengangkat realitas kehidupan masyarakat dalam menyoroti ketidakadilan dan diskriminasi terhadap perempuan di Indonesia

Bandar Lampung, IDN Times - Popularitas karya Novel di kalangan masyarakat Indonesia menjadi wadah penyampaian gagasan, ide-ide, atau hal-hal selama ini luput dari perhatian masyarakat. Salah satu topik populer sering dijadikan sebagai bahasan novel adalah perempuan. Perempuan dengan segala sisi kompleks dan sensitifnya masih banyak mendapatkan perlakuan diskriminatif saat ini.

Hal itu tentu menjadi kegelisahan perempuan karena suara dan pengalamannya kerap dianggap angin lalu oleh masyarakat. Kali ini IDN Times telah merangkum 5 novel Indonesia menceritakan sisi lain dan diskriminasi terharap perempuan. Keep scrolling ya.

1. Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer

instagram/makarumakara

Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer ini menceritakan tentang seorang perempuan desa berusia 14 tahun yang dinikahi oleh Bendoro, salah satu kaum Priyayi. Perempuan tokoh utama dalam novel ini harus menjalani kehidupan di dalam keraton yang berbeda dari kehidupan sebelumnya. Ia diajarkan cara merias wajah, baca tulis, hingga cara melayani suaminya.

Awalnya tokoh perempuan ini tak nyaman dan merasa terbebani karena merasa dikekang. Hingga akhirnya ia pasrah dan menerima nasibnya untuk hidup di dalam keraton sampai melahirkan anaknya.

Malangnya ia diusir karena Bendoro menikah lagi dengan perempuan kalangan bangsawan dan anaknya diambil pihak keraton. Menariknya, Pram mengangkat novel ini dari sudut pandang perempuan.

Membuat pembaca seperti dapat memahami dan membaca isi hati perempuan saat mengalami ketidakdilan serta diskriminasi di masyarakat. Novel ini berisi kritik perempuan terhadap sistem foedalisme keraton, aturan sosial masyarakat saat itu dan ketidakadilan banyak dialami oleh perempuan.

Pram berhasil menyampaikan tentang perasaan-perasaan terpendam oleh kaum perempuan selama ini dengan sangat apik.

2. Pada Sebuah Kapal karya N.H Dini

instagram/merakibooks

Kalau novel karya N.H Dini berjudul Pada Sebuah Kapal. Novel ini menceritakan tentang eksistensi seorang wanita dalam melawan pemberontakan.

Sri sebagai tokoh utama melawan nila-nilai starndar masyarakat untuk menciptakan kebahagian dan kebebasannya sebagai perempuan. Novel ini lebih menitikberatkan pada sebuah perlawanaan terhadap kekerasan dan kekasaran kaum laki-laki yang menimbulkan kekecewaan pada kaum wanita

Sri menceritakan tentang sisi gelap seorang perempuan dan menyampaikan perasaan-perasaan perempuan selama ini dianggap tabu oleh banyak masyarakat. Novel ini mengangkat ideologi feminisme yang kuat tentang perempuan tangguh, memiliki keyakinan kuat, dan tak ingin dikasihani.

Baca Juga: Sampai Turun dari Mobil, Jokowi Kembali Lihat Jalan Rusak di Lampung

3. Perempuan yang Menangis Pada Bulan Hitam karya Dian Purnomo

instagram/lucky.da_

Ada novel Perempuan yang Menangis Pada Bulan Hitam karya Dian Purnomo. Novel ini menceritakan Tokoh Magi Diela seorang Sarjana Pertanian dari Jogja baru saja pulang ke kampung halamannya di Sumba. Seusai kepulangannya dari perantauan Magie Diela memiliki mimpi besar untuk membangun Sumba.

Ia kemudian memulai mimpinya dengan menjadi pegawai honorer Dinas Pertanian Waikabubak. Setiap hari ia memberikan penyuluhan kepada para petani di daerahnya terkait cara mengolah lahan dengan baik.

Namun, harapan itu harus gugur karena Ia akhirnya ia menjadi korban tradisi kawin tangkap dengan penuh kekerasan dan melenceng dari nilai-nilai leluhur. Novel ini diangkat dari realitas kehidupan masyarakat di Sumba.

Praktek kawin paksa masih menjadi ada istiadat di sana. Dian Purnomo menulis novel ini sebagai bentuk keresahan sekaligus kritik sosialnya atas banyaknya kasus kawin paksa di daerah Sumba.

Dian Purnomo ingin menyampaikan kepada masyakarat mengenai perasaan batin dan kesengsaraan kaum Wanita selama ini saat diperlakukan dengan kekerasan dan kekasraan. Novel ini, berisi tentang perlawanan seorang perempuan yang menuntut keadlian untuk harga diri dan kebahagian hidupnya.

4. Re; dan Perempuan Karya Maman Suherman

instargaram/warungsastra

Re; dan Perempuan, Karya Maman Suherman adalah 2 judul novel yang masih saling berhubungan atau biasa disebut dwilogi novel. Novel Re menceritakan tentang kehidupan seorang PSK bernama Re.

Ia terpaksa menjalani kehidupan PSK untuk melunasi hutangnya. Re kerap mendapatkan perlakuan kasar dari para pelanggannya.

Kemudian dalam novel Perempuan, Melur sebagai tokoh utama merupakan anak dari Re mulai mempertanyakan siapakah ibu kandungnya dan mulai mencari tahu semua tentang kehidupan ibu kandungnya.

Maman Suherman atau biasa dikenal Kang Maman mampu menceritakan sisi gelap dan perasaan terpendam seorang perempuan PSK dengan sangat baik. Pembaca seakan-akan diajak untuk memahami lebih dulu persoalan hidup dan realitas yang dihadapi oleh para perempuan PSK serta sisi gelap prostitusi.

Novel ini diangkat dari kisah nyata, sehingga permasalahan dalam novel ini masih relate dengan kenyataan hidup saat ini. Kang Maman dalam novel ini seakan berpesan untuk tak terlalu menyudutkan kaum perempuan. Kang Maman mengajari kita untuk melihat lebih dekat kenyatan dan permasalahan hidup setiap orang agar membuat kita lebih bijak lagi dalam melihat dunia

Berita Terkini Lainnya