TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Semarak Imlek, Kue Tutun Bandar Lampung Ludes 1.000 per Hari

Usaha kue tutun milik Hasan telah berdiri sejak 60 tahun

Pembuatan Kue Tutun Cap Teratai. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Bandar Lampung, IDN Times - Ada beragam sajian kuliner khas Imlek biasanya kerap disajikan. Satu di antaranya adalah Kue Tutun atau kerap disebut Kue Keranjang.

Kue Tutun merupakan camilan manis berbentuk bulat tebal khas Imlek. Nah, di Bandar Lampung, ternyata ada lho masyarakat yang memproduksi kue tersebut.

Salah satu pengusaha kue tutun di Bandar Lampung yakni Hasan Kurniawan. Ia adalah pemilik Perusahaan Kue Keranjang Subur Jaya di Jalan Arjuna Nomor 14, Sawah Brebes, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung.

Hasan mengatakan, jumlah permintaan untuk kue tutun 2023 meningkat dari tahun lalu. Ia menduga dampak penurunan kasus COVID-19 dan pencabutan PPKM berpengaruh pada pembelian kue tutunnya.

“Kalau produksi tahun ini bisa sampai 1.000 (buah) per hari. Sedangkan tahun lalu sekitar 800-1000 buah juga per hari cuma apa ya, penjualannya bisa lebih lama,” kata Hasan ketika diwawancarai IDN Times, Selasa (17/1/2023).

Baca Juga: Semarak Imlek 2022 Bandar Lampung, Penjual Burung Pipit Ketiban Rezeki

1. Tidak menerima pesanan besar karena produksi terbatas

Pembuatan Kue Tutun Cap Teratai. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Meski permintaan banyak, Hasan mengatakan, tidak menerima pemesanan jumlah besar. Itu karena, produksi per harinya terbatas hingga 1000 buah saja. Selain pabriknya baru memiliki dua tungku, keterbatasan produksi juga berpengaruh dari jumlah pekerja. 

“Nah kalau untuk harganya itu 26.000 per kilo. Karena kita biasa jualnya itu per kilo. Per kilo isinya ada dua bulat. Jadi satu bijinya itu 13.000,” ujarnya.

Sedangkan untuk konsumen, ia mengatakan pembeli hampir semuanya berasal dari Provinsi Lampung. Sedangkan paling banyak dari Kota Bandar Lampung.

2. Omzet per hari mencapai Rp13 juta

Pembuatan Kue Tutun Cap Teratai. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Usaha kue tutun milik Hasan ini telah berdiri sejak 60 tahun lalu. Diwariskan secara turun temurun oleh keluarganya dan kini dikelola oleh Hasan. Untuk omzet per hari tak menentu, namun jika mendekati Imlek ini produksi satu hari bisa langsung habis.

“Jadi sehari itu ya kira-kira abis 1.000 buah itu. Jadi sekitar 13 juta. Itu omzet ya jadi pendapatan kotor,” timpalnya.

3. Kue tutun dapat dikonsumsi umat muslim

Pembuatan Kue Tutun Cap Teratai. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Meski kue tutun merupakan makanan khas Imlek, Hasan mengatakan kue tutunnya dapat dikonsumsi juga oleh masyarakat muslim. Pasalnya ia menggunakan bahan-bahan halal dalam pembuatannya.

“Bahan utamanya cuma dua. Gula putih dan tepung ketan. Bahan tambahan cuma garam dikit sama vanili. Jadi ini halal, bisa banget muslim makan kue tutun. Apalagi proses buatnya juga gak pakai minyak dan sebagainya,” katanya.

Ia menjelaskan, sebenarnya kue ini sudah lama ada dan beberapa suku bangsa lain seperti suku Jawa juga punya makanan serupa berbahan dasar tepung ketan dan gula.

“Jadi cuma namanya saja yang beda. Kalau orang Tionghoa bilang ini kue keranjang karena dulu dibuat dari anyaman bambu yang terbuat dari bambu atau rotan. Makanya kami menamakannya kue keranjang,” imbuhnya.

Baca Juga: Rayakan Imlek dengan Kelezatan Kuliner, Ada Diskon hingga 50 Persen

https://www.youtube.com/embed/KJuhexwADCM
Berita Terkini Lainnya