TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Emak-emak Lampung Bikin Celengan, Anak Bisa Mewarnai Gratis

Melatih motorik anak dan melupakan gadget

Pembeli yang mewarnai celengan miliknya. (Instagram/rumahbaca_lampung)

Bandar Lampung, IDN Times - Usaha membuat celengan memang bukan hal baru. Apalagi kini jenis, model dan rupa celengan makin beragam.

Namun berbeda dengan rumah produksi celengan Nur di Jalan Kepodang, Gang Asri Tanjung Karang, Bandar Lampung ini. Nur, sang pemilik usaha sengaja membiarkan celengan berbahan gipsumnya berwarna putih polos agar pembeli mayoritas yakni anak-anak dapat berkreasi mewarnai celengannya sendiri.

Ide membuat usaha celengan dan dapat diwarnai sendiri ini awalnya didapatkan Nur ketika dirinya bekerja di tempat usaha milik orang lain.

“Waktu itu saya pernah kerja tempat orang. Terus punya bayi, ditinggal sendirian gak bisa, bawa anak juga susah. Jadi saya ambil aja barang ini terus jualan sendiri di rumah Alhamdulillah lancar,” katanya, Senin (21/11/2022).

Bermodal nekat, akhirnya Nur memberanikan untuk memproduksi sendiri. Awalnya ia hanya memiliki dua macam cetakan saja dan bekerja seorang diri. Lalu semakin lama ia membutuhkan orang lain dan merekrut tetangganya.

“Akhirnya dibantu sama bude belakang (rumah). Saya juga memang sudah ingin sekali dari lama ingin buka usaha dan niatnya membantu masyarakat sekitar,” ujarnya.

1. Melatih motorik anak dan melupakan gadget

Nur, pemilik usaha celengan gambar sendiri. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Nur mengatakan, cukup prihatin karena saat ini banyak sekali anak-anak telah kecanduan gadget. Ia ingin anak-anak bisa melupakan sejenak gadgetnya lalu bermain sambil melatih motorik dengan mewarnai.

“Saya sebenarnya suka anak-anak. Selain buat usaha, saya pengin gimana caranya anak-anak datang ke sini jadi saya buatlah ini celengan yang bisa mereka warnai,” jelasnya.

Ia mengatakan, untuk bisa mewarnai celengan tak perlu membeli. Mereka bisa saja hanya mewarnai celengan miliknya. Anak-anak hanya perlu datang saja tanpa membayar.

“Kalau misalnya mau cat doang gitu, boleh banget. Gak usah bayar. Pokoknya datang aja. Malah kalau misalnya bagus, saya kasih uang jajan ke mereka 2.000 per celengannya,” imbuhnya.

Baca Juga: Cerita Tri Meryastuti, Penulis Buku Antikorupsi Asal Bandar Lampung

2. Tiap hari bisa mencetak sekitar 170 celengan gipsum

Cita, karyawan di rumah produksi celengan milik Nur. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Saat ini, Nur mengatakan memiliki 3 orang karyawan untuk membantu mencetak celengan. Tiap satu orang paling sedikit bisa mencetak 50 buah sehingga tiap harinya bisa tercetak cukup banyak.

“Itu paling sedikit, kadang ada yang bisa sampai 70. Terus ada juga kadang yang bantu. Anak saya yang SMP kadang suka bantu itu sehari bisa 20 buah. Jadi sehari kurang lebih 170an lah ada,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, selalu transparan dengan karyawannya terkait penggajian. Ia mencontohkan bila celengannya terjual, maka hasilnya akan dibagi untuk karyawan, dirinya, dan untuk modal kembali.

“Misalnya celengan kejual 4.000, nanti saya bayar budenya 1.000, untuk bahannya lagi 1.000, saya 1000. Terus sisanya untuk yang tak terduga soalnya kalau nyetak kan suka ada yang pecah dan sebagainya,” timpal Nur.

3. Tempat wisata juga jadi target pasar

Salah satu anak yang mengecat di Rumah Baca Lampung. (Instagram/rumahbaca_lampung)

Usaha telah beroperasi selama tiga bulan ini, Nur mengatakan pasarnya saat ini kebanyakan masih di sekolah-sekolah seperti TK dan SD di Bandar Lampung. Namun kini ia sudah mulai untuk menjajaki tempat wisata.

“Ini baru masukin penawaran ke Lembah Hijau. Kalau tempat wisata itu bagi hasil juga. Biasanya nanti tempat wisata akan dapat 2000 per picis,” katanya.

Untuk keuntungan sendiri, Nur mengaku memang tidak mengambil untuk besar pada usahanya ini. Per bulannya juga bisa berbeda-beda. Namun untuk bulan lalu ia bisa mengantongi kurang lebih Rp2,5 juta besih untuk dirinya sendiri.

Ia hanya berharap usahanya bisa  lancar terus tanpa kendala. "Kita jual yang sudah diwarnai ada yang paket untuk mewarnai jadi sudah ada cat, kuas, palet dan contoh gambarnya juga ada," katanya.

4. Membuka lahan pekerjaan baru bagi banyak orang

Celengan gibsum. (Instagram/rumahbaca_lampung)

Salah satu karyawan Nur bernama Cita mengatakan,sangat senang dan merasa terbantu dengan adanya rumah produksi celengan milik Nur ini. Ia juga merasa lebih produktif dibandingkan hanya berdiam diri di rumah.

“Dari pada di rumah mending ngebantu kayak gini. Sehari paling dikit saya bisa buat 50 atau 70an. Motifnya juga ada banyak sekarang ada 5 karakter. Sehari diupah 1.000 per celengan jadi ya lumayan dapatnya,” katanya.

Ia menambahkan, sebelumnya pernah bekerja di tempat usaha martabak, setelah itu Ia coba-coba untuk membuka usaha martabaknya sendiri. Namun dikarenakan harga bahan naik, ia akhirnya berhenti berjualan.

“Harapannya ke depan semoga nambah sukses, jadi bisa terus nambah karyawannya. Yang pengen kerja supaya bisa banyak yang kerja karena sekarang kan nyari kerja susah,” ujar Cita.

Baca Juga: Bantu Anak Korban Banjir Lamsel, PLN Donasi Perlengkapan Sekolah

Berita Terkini Lainnya