TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Pantangan Masyarakat Jawa Tidak Boleh Dilanggar dan Faktanya  

Kamu masih percaya ?  

ilustrasi simbol larangan (pexels.com/Monstera)

Bagi orang Jawa memang banyak sekali pantangan-pantangan tidak boleh dilanggar. Oleh karena itu, bagi kalian yang masih tinggal khususnya di Pulau Jawa pasti sangat familiar dengan beberapa pantangan sering orang tua kita katakan.

Disini kita akan membahasnya apakah pantangan tersebut masih dapat di percaya zaman sekarang ini ?
Berikut beberapa pantangan tidak boleh dilanggar menurut orang Jawa. 

1. Makan dan minum sambil berdiri  

ilustrasi makan sambil berdiri (pexels.com/George Milton)

Sering kita jumpai bahkan bukan hanya orang Jawa makan/minum sambil berdiri adalah hal salah. Khususnya masyarakat Jawa dahulu sering mengatakan jika makan/minum sambil berdiri akan merubah si orang tersebut menjadi hewan kuda.

Faktanya makan sambil berdiri mengarah kepada sopan santun baik dikarenakan makan sambil berdiri dianggap tidak sopan dan tidak baik untuk pencernaan kita.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Pribadi Tangguh dan Mandiri, Gak Gampang Putus Asa!

2. Nyapu tidak bersih  

ilustrasi sapu lidi dan sampah daun (pexels.com/Plato Terentev)

“Nyapu sing resik” (nyapu yang bersih) sering kita dengar dari orang tua kita. Ucapan tersebut sering kita dengar dikarenakan masyarakat Jawa dahulu meyakini menyapu tidak bersih maka pasangan kita atau jodoh kita akan tumbuh brewok.

Faktanya, jika kita menyapu tidak bersih mengarah pada kebersihan, kesehatan udara, dan kurang sedapnya dipandang.

3. Suami membunuh hewan saat istri hamil  

ilustrasi hewan tikus berbulu (pexels.com/Alexas Fotos)

Banyak orang Jawa percaya membunuh hewan ketika sang istri sedang hamil adalah sebuah pantangan besar. Itu dikarenakan ketika sang anak lahir akan menyerupai hewan dibunuh terebut.

Sebagai contoh ketika hewan dibunuh tersebut berbulu lebat sang anak pun akan menyerupai memiliki bulu lebat.

4. Keluar rumah waktu Magrib

ilustrasi waktu petang (pexels.com/Irina Iriser)

“Jangan keluar waktu Magrib nanti di bawa setan wewe gombel”. Kalimat itu tidak asing bagi masyarakat Jawa dahulu dan mungkin masih ada di zaman modern ini.

Namun orang tua pada zaman dahulu mengatakan dengan cara berbeda. Pada waktu petang memang pencahayaan di luar ruangan kurang baik dan sumber cahaya seperti semprongan atau cemprong pun tidak bekerja secara maksimal dikarenakan masih adanya cahaya matahari sedikit terlihat.

Baca Juga: 5 Zodiak Paling Takut Jatuh Cinta, Kamu Termasuk?

5. Makan sambil tiduran  

ilustrasi makan sambil tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Malas gerak adalah faktor utama makan sambil tiduran. Orang-orang Jawa zaman dahulu sering mengatakan jika makan sambil tiduran maka akan berubah menjadi ular atau buaya.

Logikanya, jika makan sambil tiduran dapat membuat kita tersedak dan dapat mengganggu pencernaan kita. Itu karena, makanan atau minuman kita konsumsi belum benar-benar masuk ke dalam pencernaan dan membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Sebaiknya makan dengan posisi duduk yang benar.

6. Menabrak kucing  

ilustrasi mobil dan kucing (pexels.com/Marius Mann)

Menabrak kucing sering dianggap sebagai simbol malapetaka. Banyak orang Jawa beranggapan hal tersebut masih dapat dipercaya dan masih banyak ritual digunakan.

Sebagai contoh, kita menabrak kucing dan kucing tersebut mati di tempat, maka si penabrak harus melepas baju yang dipakai saat itu untuk menjadi kain kafan si kucing dan menguburnya sama seperti manusia.

Maka akan beranggapan simbol dari kesialan tersebut sudah hilang. Pada dasarnya menabrak hewan apapun sebagai manusia yang berakal kita harus bertanggung jawab sepenuhnya.

7. Dilarang memotong kuku malam hari

ilustrasi potong kuku (pexels.com/Leeloo Thefirst)

Di zaman dulu kita dilarang memotong kuku di malam hari dengan alasan akan menghambat rezeki. Jika alasan itu kita gunakan memang ada beberapa waktu yang dianggap baik untuk memotong kuku seperti hari Jumat pagi karena dianggap dapat memperlancar rezeki.

Dilarang memotong kuku di malam hari pada zaman dulu sebenarnya di karenakan pencahayaan kurang terang. Karena alat yang digunakan adalah gunting kertas sehingga ada kemungkinan dapat melukai jari-jari tangan.

8. Kupu-kupu masuk rumah  

ilustrasi kupu-kupu di atas gelas (pexels.com/Ahmed Aqtai)

Memang sangat banyak keyakinan masyarakat Jawa pada zaman dahulu tentang hewan. Ada meyakini seekor hewan adalah suatu pertanda. Salah satunya adalah kupu-kupu.

Apabila ada kupu-kupu masuk ke dalam rumah kita maka diyakini kita akan kedatangan tamu. Tamu yang di maksud pun sudah dapat diketahui dari cantik atau tidaknya warna kupu-kupu tersebut.

Apabila warna dari kupu-kupu tersebut cantik maka bisa disimbolkan tamu yang datang adalah tamu punya niat baik begitupun sebaliknya. Faktanya masih terbawa di zaman sekarang ini.

9. Bersiul di malam hari  

ilustrasi pria di hutan (pexels.com/mark soetebier)

Siulan biasa digunakan untuk memancing suara burung berkicau. Namun pada zaman dahulu bersiul bermakna lain apabila dibunyikan pada malam hari.

Masyarakat Jawa dahulu meyakini bersiul di malam hari dapat mengundang setan. Fakta tentang ini masih belum dapat benar-benar di percaya di zaman sekarang.

Baca Juga: Kumpulan Doa untuk Mempercepat Datangnya Jodoh!

Writer

Iif syaepuddin

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya