TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KTT ke-42 ASEAN, Telkomsel Jaga Bumi Bersihkan Sampai Tiga Pantai

Pakai teknologi mengolah low value plastic

Telkomsel Jaga Bumi menggandeng PlusTik menggelar aktivitas Beach Clean Up  dan mengumpulkan sampah cangkang dan kemasan kartu SIM dari outlet penjual pulsa di Pantai Waecicu, Pantai Binongko, dan Pantai Pede Kawasan Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur 7-13 Mei 2023. (Dok. Telkomsel).

Program Corporate Social Responsibility (CSR) Telkomsel Jaga Bumi menggandeng PlusTik menggelar aktivitas Beach Clean Up (pembersihan sampah) dan mengumpulkan sampah cangkang dan kemasan kartu SIM dari outlet penjual pulsa. Kegiatan ini digelar di sekitar area Pantai Waecicu, Pantai Binongko, dan Pantai Pede di Kawasan Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur 7-13 Mei 2023.

Aktivitas ini turut mengajak komunitas lokal dari kalangan anak muda di Kawasan Labuan Bajo dan diharapkan dapat berperan menunjukkan komitmen Indonesia dalam upaya penanganan sampah plastik dan penerapan waste management di tingkat nasional dan Kawasan Asia Tenggara. Sekaligus menjadi bagian kegiatan pendukung menyambut rangkaian KTT ke-42 ASEAN digelar di Labuan Bajo.

Baca Juga: Cara Aktifkan Paket RoaMAX Umroh Telkomsel, Gak Perlu Ganti Kartu

1. Terkumpul 1,4 ton sampah

Telkomsel Jaga Bumi menggandeng PlusTik menggelar aktivitas Beach Clean Up  dan mengumpulkan sampah cangkang dan kemasan kartu SIM dari outlet penjual pulsa di Pantai Waecicu, Pantai Binongko, dan Pantai Pede Kawasan Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur 7-13 Mei 2023. (Dok. Telkomsel).

Vice President Corporate Communications Telkomsel, Saki Hamsat Bramono mengatakan, kegiatan pembersihan sampah khususnya sampah berbahan plastik pada hari pertama di Pantai Waecicu, terkumpul 1,4 ton. Selain kegiatan pembersihan pantai, Telkomsel juga mendukung PlusTik untuk memproduksi 1.000 mobile phone holder terbuat 100 persen dari material plastik daur ulang akan dibagikan sebagai cenderamata bagi para tamu, peserta delegasi dan panitia KTT ASEAN 2023.

Kegiatan ini juga melibatkan sejumlah komunitas pemuda lokal berada di Kawasan Labuan Bajo, seperti mahasiswa Politeknik eLBajo Commodus, Komunitas Komodo Sea Cleaners, dan Komunitas Plastic Man.

"Sampah berhasil dikumpulkan nantinya akan dipilah kembali dan diupayakan dapat didaur ulang oleh PlusTik menjadi barang yang bermanfaat lainnya," ujar Saki dalam keterangan resmi, Rabu (10/5/2023).

2. Gandeng seluruh elemen solusi pengelolaan sampah plastik

Telkomsel Jaga Bumi menggandeng PlusTik menggelar aktivitas Beach Clean Up  dan mengumpulkan sampah cangkang dan kemasan kartu SIM dari outlet penjual pulsa di Pantai Waecicu, Pantai Binongko, dan Pantai Pede Kawasan Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur 7-13 Mei 2023. (Dok. Telkomsel).

Menurut Saki, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, pada 2020 wilayah lautan Indonesia tercemar sekitar 1.772,7 gram sampah per meter persegi. Diperkirakan jumlah sampah di kawasan laut Indonesia secara keseluruhan sudah mencapai 5,75 juta ton.

Jenis sampah paling banyak ditemukan adalah sampah plastik, dengan bobot seberat 627,80 g/m2, atau 35,4 persen dari total sampah di laut Indonesia pada 2020. Dengan mengedepankan program CSR mengedepankan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) melalui Telkomsel Jaga Bumi, terus berupaya mengambil peran terdepan.

"Itu untuk menggandeng seluruh elemen masyarakat membuka lebih banyak peluang dalam solusi pengelolaan sampah plastik guna menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan yang lebih baik,” papar Saki.

3. Pakai teknologi mengolah low value plastic

Telkomsel Jaga Bumi menggandeng PlusTik menggelar aktivitas Beach Clean Up  dan mengumpulkan sampah cangkang dan kemasan kartu SIM dari outlet penjual pulsa di Pantai Waecicu, Pantai Binongko, dan Pantai Pede Kawasan Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur 7-13 Mei 2023. (Dok. Telkomsel).

Reza Hasfinanda, CEO dan founder PlusTik, mengatakan, permasalahan sampah plastik sangat mendesak dan menjadi concern semua pihak. Krisis iklim adalah salah satu dampak dari penggunaan berlebih plastik sekali pakai.

Pada beach clean up yang pertama, pihaknya berhasil mengumpulkan total 1,4 ton sampah, di mana sepertiganya adalah plastik. Plastik biasa didaur ulang adalah high value plastic seperti kemasan air mineral.

Padahal, banyak ditemukan PlusTik adalah low value plastic seperti sachet, pouch, kemasan snack, dan lain-lain. "Nah, di PlusTik kami memiliki teknologi mengolah low value plastic tersebut menjadi produk akhir guna ulang seperti paving block hingga perahu,” jelasnya.  

Baca Juga: Event KTT ASEAN ke-42, Telkomsel Optimalkan Jaringan 4G dan 5G 

Berita Terkini Lainnya