TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Efektif Mengasah Kemampuan Kritis Anak Menilai Informasi

Membangun kemampuan berpikir kritis sejak dini

ilustrasi anak (pexels.com/Kampus Production)

Intinya Sih...

  • Mendorong rasa ingin tahu anak adalah langkah awal yang penting
  • Ajarkan anak untuk mengidentifikasi bias dan asumsi dalam informasi
  • Ajarkan keterbukaan pikiran dan mencari perspektif yang berbeda

Di era digital serba cepat ini, informasi bagaikan banjir yang tak henti mengalir. Tak jarang, anak-anak pun terpapar berbagai informasi, baik yang benar maupun yang salah.

Nah, di sinilah peran penting orang tua dalam membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis ibarat perisai bagi anak di era digital.

Dengan kemampuan ini, mereka dapat memilah informasi yang benar dan akurat, terhindar dari hoaks, dan mampu mengambil keputusan yang tepat. Tapi, bagaimana sih caranya membantu anak mengasah kemampuan ini? Yuk, simak lima tips berikut!

1. Ajak anak bertanya dan menjadi penasaran

Mendorong rasa ingin tahu anak adalah langkah awal yang penting. Ajak mereka untuk tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga aktif mengeksplorasi dan bertanya.

Misalnya, ketika mereka membaca buku atau menonton berita, tanyakan apa pendapat mereka tentang topik tersebut dan apa pertanyaan yang muncul di benak mereka.

Selain itu, ajarkan mereka untuk tidak berhenti pada pertanyaan pertama yang terlintas di pikiran. Dorong mereka untuk menggali lebih dalam dengan pertanyaan lanjutan.

Ini akan membantu mereka memahami topik secara lebih komprehensif dan dari berbagai sudut pandang, yang merupakan aspek kunci dari berpikir kritis.

2. Ajarilah anak untuk mengenali bias dan asumsi

Setiap informasi memiliki konteks dan mungkin disertai dengan bias tertentu. Ajarkan anak untuk mengidentifikasi kata-kata atau frasa yang mungkin menunjukkan adanya bias atau asumsi.

Misalnya, jika sebuah artikel menggunakan kata-kata yang sangat emosional, itu bisa menjadi indikasi adanya upaya untuk mempengaruhi pembaca. Anak juga perlu memahami setiap orang memiliki perspektif yang unik berdasarkan pengalaman mereka.

Ini tidak selalu buruk, tetapi penting untuk anak mengetahui ini dapat mempengaruhi cara informasi disajikan. Membiasakan anak untuk mempertimbangkan asal usul informasi dan motivasi di baliknya akan membantu mereka menjadi konsumen informasi yang lebih bijaksana.

Baca Juga: 5 Celemek Bayi Berkualitas Harga Bersahabat, Moms Bisa Hemat

3. Promosikan keterbukaan pikiran

Keterbukaan pikiran adalah fondasi dari berpikir kritis. Ajarkan anak memahami perspektif yang berbeda tidak berarti mereka harus setuju dengan semua yang mereka dengar. Namun, penting untuk menghargai dan mempertimbangkan pandangan tersebut sebelum membentuk kesimpulan sendiri.

Menghargai keragaman pemikiran dan pendapat mengajarkan anak untuk berpikir secara lebih fleksibel dan adaptif. Ini tidak hanya memperkaya pemahaman mereka tentang dunia, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk berinteraksi dengan berbagai orang dan situasi di masa depan.

4. Dorong anak untuk mencari perspektif berbeda

Mencari perspektif yang berbeda adalah cara yang bagus untuk mengembangkan empati dan pemahaman. Ajarkan anak untuk mendengarkan dan membaca dari sumber yang beragam, termasuk yang mungkin tidak mereka setujui. Ini akan membantu mereka memahami bahwa ada banyak cara untuk melihat suatu masalah.

Mengajak anak untuk berdiskusi dengan orang lain yang memiliki latar belakang yang berbeda juga dapat memperluas wawasan mereka. Ini mengajarkan mereka tidak ada satu jawaban yang benar untuk setiap pertanyaan, dan bahwa pemahaman yang lebih dalam sering kali ditemukan melalui dialog dan pertukaran ide.

Verified Writer

Muhamad Aldifa

Menulis di saat senggang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya