TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menikah Tanpa Punya Anak Bukan Hal Tabu Lagi

Suami lakukan pekerjaan rumah tangga hal lumrah di perkotaan

beyond4cs.com

Bandar Lampung, IDN Times - Kaum millennial memiliki beragam pikiran dan pilihan menjalani hidup. Bahkan, mereka juga memiliki prioritas, lho, sebagai tujuan hidup mereka.

Dalam membuat daftar prioritas contohnya, merujuk hasil penelitian IDN Times, menikah dan memulai sebuah keluarga hanya prioritas bagi 64 persen millennial dan memiliki anak 61 persen. Keduanya terlampaui oleh prioritas lain seperti karier (79 persen), perkembangan pribadi (75 persen), liburan (72 persen), dan bahkan aspirasi moral dan agama (72 persen).

Bahkan, mayoritas millenial berpendapat, usia ideal untuk menikah adalah antara 21-30 tahun. Nah, dari persentase 90 persen responden millennial diminta pendapatnya terkait usia pernikahan, 81% dari peserta survei berstatus menikah, 17 persen lajang, 1 persen bercerai dan 1 persen janda.

Baca Juga: Jadwal IMGS 2022 Hari Pertama Hadirkan Banyak Sesi Inspiratif

1. Menikah tanpa memiliki anak tak lagi tabu

Ilustrasi menikah (IDN Times/Alfisyahrin Zulfahri Akbar)

Uniknya, meski menikah jadi salah satu prioritas utama, sebanyak 48 persen millennial sepakat pernikahan tanpa anak sudah tidak lagi tabu. Merujuk data, angka fertilitas di Indonesia terus turun beberapa tahun terakhir. Pemerintah bahkan menargetkan untuk menurunkannya menjadi 2,1 anak per wanita pada tahun 2025 untuk stabil pertumbuhan populasi.

Ada juga fakta unik lainnya terkait terkait pernikahan dari sudut pandang millennial. Tercatat, 48 persen dari responden mengatakan menerima status calon pasangan mereka meski janda.

Wah, menikah tanpa anak dan tak masalah menikah dengan janda itu menjadi fakta menarik millennial Indonesia saat ini ya terkait cara pandang pernikahan. 

2. Pesta pernikahan digelar besar atau intim? Ini kata Milenial

Gelar hajatan resepsi pernikahan salah satu hal yang dilarang digelar selama masa PTKMunplash.com/Álvaro CvG

Penelitian lainnya dilakukan adalah terkait apakah saat menikah digelar secara besar atau justru memilih sederhana demi terkesan intim. Fakta unik terungkap, para responden sebanyak 28 persen millennial mengatakan pernikahan harus digelar semarak dan besar.

Sedangkan 44 persen millennial tak setuju menggelar resepsi pernikahan besar. Mereka lebih memilih digelar secara sederhana dan intim. Di sisi lain, 10 persen responden memilih netral tentang ini. Alasannya, pernikahan di Indonesia itu terkadang menjadi urusan keluarga, alih-alih milik pasangan itu sendiri.

Masih terkait survei pernikahan digelar besar atau sederhana, millennial dari kelas sosial ekonomi atas memilih menggelar secara intim. Sebaliknya, kelas sosial menengah dan bawah condong ke perayaan besar.

Kelas menengah dan bawah memilih menggelar resepsi pernikahan besar terkait mereka berdomisili di daerah yang ikatan kekeluargaan atau komunitasnya sangat kuat. Alhasil, ikatan itu merasa bertanggung jawab untuk libatkan terkait pernikahan, bukan melulu mengundang banyak orang semata untuk hadir di acara resepsi.

Kalau kamu penasaran ada pasangan memilih menggelar resepsi pernikahan secara sederhana atau intim, satu alasannya karena pandemik COVID-19. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terkhusus jumlah tamu pada suatu acara jadi alasannya. Tamu yang diundang dalam resepsi pernikahan intim biasanya hanya dari keluarga dan teman terdekat saja. 

3. Suami masih pegang peranan penting pengambil kebijakan keluarga

freepik/freedomz

Masyarakat Indonesia dikenal memiliki kultur budaya tradisional yang kuat. Apalagi jika dikaitkan dengan keluarga. 

Millennial Indonesia masih memiliki pandangan tradisional tentang keluarga. Terutama terkait tanggung jawab suami dan istri. Hasil survei, laki-laki masih dipandang sebagai kepala keluarga, dalam hal menjadi pencari nafkah (84 persen) dan memiliki keputusan akhir dalam keputusan rumah tangga (60 persen).

Tapi cara pandang kelas sosial ekonomi atas lebih terbuka terkait peran gender. Hanya 49 persen millennial dari kelas ekonomi atas setuju laki-laki memiliki kewenangan keputusan akhir terkait kebijakan atau keputusan dalam rumah tangga. Sedangkan kelas ekonomi menengah dan bawah masing-masing berpendapat 68 persen dan 64 persen. 

Terkait peran dan fungsi keluarga, 61 persen millennial berpendapat, wanita memiliki tanggung jawab untuk menjaga anak-anak dan melakukan pekerjaan rumah tangga.

Baca Juga: Jadwal IMGS 2022 Hari Kedua Hadirkan Banyak Pembicara Papan Atas

Berita Terkini Lainnya