Generasi Sandwich Millennial Indonesia, Terhimpit Beban Ganda
Menanggung hidup 3 generasi dianalogikan bak sandwich
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Istilah generasi sandwich beberapa tahun terakhir familiar bagi kaum millennial. Akan tetapi, apa sih artinya?
Generasi sandwich pertama kali dikemukakan Profesor sekaligus Direktur Praktikum University Kentucky, Lexington, Amerika Serikat Dorothy A. Miller 1981 silam. Istilah itu diusung merujuk generasi orang dewasa tapi harus menanggung hidup 3 generasi yaitu orang tuanya, diri sendiri, dan anaknya.
Nah, menanggung hidup tersebut dianalogikan bak sandwich alias roti lapis. Konsepnya, sepotong daging terhimpit oleh 2 roti. Roti tersebut diibaratkan sebagai orang tua (generasi atas) dan anak (generasi bawah). Sedangkan isi utama sandwich berupa daging, mayonaise, dan saus yang terhimpit oleh roti diibaratkan diri sendiri.
IDN Times melakukan penelitian terkait generasi sandwich. Yuk simak ulasannya berikut ini.
Baca Juga: Jadwal IMGS 2022 Hari Pertama Hadirkan Banyak Sesi Inspiratif
1. Beban ganda kaum millennial
Apabila konsep generasi sandwich merujuk kepada kaum millennial, menempatkan mereka dalam keunikan posisi harus mengurus keluarga inti mereka sendiri dan juga keluarga besar mereka. Artinya ada beban ganda tanggung jawab harus diurus.
Merujuk penelitian IDN Times, status generasi sandwich meningkat 33,82% pada tahun 2021 dibandingkan 2020. Ini menunjukkan fenomena. Di sisi lain, Badan Pusat Statistik belum menerbitkan laporan prevalensi "sandwich generation” di Indonesia, tetapi sensus penduduk 2020 menunjukkan ada penuaan populasi.
Bahkan, 2045, diproyeksikan 1 dari setiap 5 orang Indonesia akan diklasifikasikan sebagai lanjut usia. Itu didefinisikan mereka berusia setidaknya 60 tahun. Angka-angka terbaru juga menunjukkan beban yang membayangi millennial untuk merawat orang tua mereka.
Baca Juga: Jadwal IMGS 2022 Hari Kedua Hadirkan Banyak Pembicara Papan Atas