5 Gejolak Diri Anak Masa Pubertas, Bimbing dengan Sabar

Harus dipantau supaya tingkahnya tidak keluar batas

Seiring waktu, anak akan tumbuh menjadi lebih besar dan dewasa, dan cepat atau lambat akan tiba waktu dimana anak tadinya kecil kini menginjak usia remaja dan memasuki masa pubertas. Masa dipenuhi kewaspadaan orang tua karena ada banyak perubahan yang terjadi pada diri anak. 

Mulai dari bentuk tubuhnya yang berubah jadi lebih dewasa, pola pikirnya, tingkah lakunya, dan jangan lupakan juga emosionalnya yang menjadi tidak stabil. Pada masa seperti ini ada banyak gejolak pada diri anak perlu diketahui oleh orang tua, harus selalu dipantau dan dibimbing agar jangan sampai keluar batas.

Berikut ini adalah beberapa gejolak di antaranya, yuk simak! 

1. Berubah tak mau menurut karena sudah punya logika sendiri

5 Gejolak Diri Anak Masa Pubertas, Bimbing dengan Sabarilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Kindel Media)

Gejolak pertama terjadi pada diri anak ketika memasuki masa pubertas ialah berubah tidak mau menurut saat diberi nasihat. Hal ini semata-mata dikarenakan pada usia remaja anak mulai memiliki logika berpikirnya sendiri, sehingga apa yang dikatakan orang tua gak langsung bisa ia terima begitu saja. 

Pada situasi ini orang tua harus pandai-pandai menyesuaikan pola pikir anak pada saat menasihatinya. Menggunakan bahasa penyampaian mudah dipahami dan membuatnya paham dengan logika yang sederhana agar anak mengerti. Karena kalau tidak begitu bisa saja dia melawan pada setiap kata-kata orangt uanya. 

2. Sangat tertarik dengan lawan jenis sampai ingin mencoba pacaran

5 Gejolak Diri Anak Masa Pubertas, Bimbing dengan Sabarilustrasi pasangan remaja (pexels.com/Ron Lach)

Gejolak lainnya terjadi pada diri anak pada masa pubertas ialah timbulnya ketertarikan pada lawan jenis. Biasanya di usia remaja anak mulai gugup dan sadar akan perbedaan gender dengan teman lawan jenis di sekitarnya, dan sebagian besar anak ingin mencoba pacaran di usia ini. 

Tertarik pada lawan jenis memang suatu hal yang lumrah, tapi orang tua juga harus waspada memantau supaya rasa ketertarikannya itu tidak keluar batas. Jangan sampai anak sembarangan pacaran dan melakukan hal-hal dewasa bisa merugikan dirinya sendiri cuma gara-gara penasaran soal cinta. 

Baca Juga: Cara Seru Latih Perkembangan Fisik Anak Saat Main di Rumah

3. Penasaran untuk mencoba baju-baju terbuka dan sexy

5 Gejolak Diri Anak Masa Pubertas, Bimbing dengan Sabarilustrasi remaja wanita (pexels.com/Mentatdgt)

Bagi anak perempuan, memasuki masa pubertas biasanya timbul gejolak keinginan untuk memakai pakaian terbuka. Penyebab utamanya karena perubahan bentuk tubuh menjadi lebih dewasa dan ingin tampil menarik seperti orang dewasa pada umumnya. 

Tidak sedikit anak remaja tadinya berpakaian biasa dan tertutup, berubah ingin mencoba pakaian sexy dan terbuka ketika remaja. Orang tua harus tahu bagaimana menjaga agar anak tidak keluar batas dalam hal ini.

Boleh-boleh saja jika dia mau mencoba gaya berpakaian baru, tapi bukan berarti mengekspos bentuk tubuhnya secara berlebihan di depan publik. 

4. Tingginya keinginan untuk pergi ke banyak tempat sendirian

5 Gejolak Diri Anak Masa Pubertas, Bimbing dengan Sabarilustrasi bepergian (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Gejolak pada diri anak ketika puber juga ada dalam bentuk lebih ekstrem yaitu ingin pergi ke banyak tempat sendirian. Rasa penasaran anak ketika memasuki usia remaja sangatlah tinggi dan membuatnya ingin mengeksplor banyak tempat untuk mengetahui dunia lebih luas. 

Bahaya banget kalau orang tua sampai lalai mengawasi anak pada saat seperti ini, karena bukan sesuatu yang mustahil bagi anak untuk nekat pergi ke suatu tempat sendirian tanpa pamit. Apalagi kalau tempatnya jauh dari rumah, akan sulit untuk menolong jika terjadi apa-apa selama dia pergi sendiri. 

5. Terobsesi ingin jadi seperti idolanya

5 Gejolak Diri Anak Masa Pubertas, Bimbing dengan Sabarilustrasi anak (pexels.com/Cottonbro)

Terakhir, gejolak diri anak pada masa remaja biasanya dalam bentuk obsesi. Ia terobsesi menjadi seperti idolanya. Hal ini ditunjukkan dari keinginannya untuk belajar hal baru seperti belajar berdandan, main alat musik, bernyanyi, atau hal lainnya yang sebelumnya tidak pernah ia lakukan. 

Di satu sisi gejolak ini bersifat positif karena dapat membantu anak menemukan bakat dan passionnya. Tapi di sisi lain bisa berefek negatif kalau orang ia idolakan tidaklah baik, ia bisa meniru hal buruk yang dilakukan idolanya dan merasa bahwa itu keren. 

Intinya, orangtua harus waspada untuk terus memantau anak pada masa pubertas. Supaya gejolak pada dirinya tidak berefek buruk dan merusak dirinya sendiri karena kelewat batas. 

Baca Juga: 5 Hal Membahagiakan Orang Tua dalam Hidupnya, Sederhana Banget!

afifah hanim Photo Community Writer afifah hanim

Follow me on instagram: @afifahhanim_lm

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya