5 Alasan Perlunya Skill Mengatasi Ambiguitas setelah Lulus Kuliah

Jadi mudah untuk set goals dan gak buta arah

Intinya Sih...

  • Saat lulus, lulusan dihadapkan pada ambiguitas dan ketidakpastian dalam menentukan karier
  • Pentingnya mengelola rasa ambigu untuk membaca situasi, mempersiapkan karier, dan menjalin koneksi dengan mentor
  • Ketekunan, kebijaksanaan, dan keseimbangan diperlukan dalam merespon ambiguitas untuk pengambilan keputusan yang bijak

Setelah berhasil menuntaskan studi, seorang lulusan telah menyandang gelar tentu ada rasa bangga dan bahagia dirasakan. Namun, dunia nyata seringkali tidak sesederhana diajarkan di dalam kelas.

Salah satu tantangan utama dihadapi para lulusan adalah ambiguitas, keadaan di mana kamu tidak tahu ke arah mana, tidak tahu salah dan benar, porsinya tepat atau tidak tepat kala dihadapkan pada situasi tertentu. Alhasil, kamu jadi mudah goyah dan tidak konsisten merencanakan masing-masing goals kamu miliki setelah lulus dari studi.

Rasa ambiguitas muncul ketika kamu mungkin di sekolah atau kuliah sering diarahkan. Semua roadmap sudah jelas dan semua materi telah tersusun rapi baik dalam silabus maupun kurikulum bisa kamu pelajari.

Tapi di dunia nyata nanti, tantangannya tidak semudah itu. Menjalani kuliah layaknya lari sprint, berlari sekencang-kencangnya untuk mengejar masa studi tercepat dan bisa lulus tepat waktu.

Sedangkan karier kamu tentukan ibarat marathon, kamu tidak pernah tahu kapan harus selesai dan belum tahu langkah selanjutnya. Maka dari itu, memiliki kemampuan untuk mengelola rasa ambigu yang ada pada diri lulusan baru menjadi penting agar tidak mudah overwhelmed ketika dihadapkan pada tantangan yang ada di depan.

Sepenting apa sih skill ambiguitas ini? Berikut adalah sederet alasannya.

1. Dorong rasa ingin tahu dan pelajari beragam skill sesuai ketertarikanmu

5 Alasan Perlunya Skill Mengatasi Ambiguitas setelah Lulus Kuliahilustrasi seseorang sedang mengikuti kursus desain sambil pegang drawing pad (unsplash.com/Josefa nDiaz)

Anggapannya di kuliah kamu sudah mendapatkan banyak ilmu, pengalaman dan bekal. Setelah lulus, semua kendali dan keputusan ada di tangan kamu. Kamu mau apa setelah ini, itu urusan kamu. T

api, kamu juga perlu sadar setiap langkah dicapai akan saja ada fase-fase ketidakpastian yang muncul. Maka dari itu, seorang lulusan baru tidak hanya pintar dalam membaca buku, namun harus bisa juga membaca keadaan.

Cari tahu, apa profesi sedang hype dan permintaannya lagi tinggi akhir-akhir ini. Kemudian, pelajari skill apa saja yang dibutuhkan. Belajar tidak hanya saat kuliah, tapi setiap hari.

Buka mata untuk membuka setiap peluang dengan mencari kursus membantu kamu mempersiapkan karier sehingga ketika sudah berada di dunia kerja kamu sudah tidak kaget akan adanya perubahan-perubahan yang terjadi.

Rasa ingin tahu akan membantu kamu untuk set goals dan tidak buta arah untuk mengatasi ambiguitas dalam dirimu saat penentuan rencana karier.

2. Cari mentor atau rekan sudah berpengalaman untuk sharing

5 Alasan Perlunya Skill Mengatasi Ambiguitas setelah Lulus Kuliahilustrasi seorang mentor mendampingi anak didiknya (unsplash.com/NEXT Academy)

Namanya juga lulusan baru, rasa bingung untuk mau kemana setelah lulus itu sangat amat wajar dirasakan. Mungkin sebagian besar orang berpikir tantangan di dunia kuliah saja sudah memberatkan. Padahal selepas lulus kuliah, tantangannya justru makin berat karena kamu yang akan bergerak sendiri.

Tapi, kamu jangan merasa sendiri kalau tidak ingin buta arah tujuan. Sebisa mungkin, mulai untuk menjalin koneksi dan relasi kepada teman-teman yang sudah berpengalaman.

Hal ini bisa kamu mulai dari ikut komunitas, masuk ke dalam grup sesama pejuang karier dan dunia kerja, mengikuti akun-akun dari profesional HR dan Career di Linkedln, update informasi terbaru soal lowongan kerja di perusahaan yang kamu minati, dan lain-lain.

Setelah itu, tentukan orang yang bisa kamu percaya sebagai mentor untuk mendampingimu dalam penentuan rencana karier. Minta pendapat kepadanya kira-kira kamu ini lebih cocok untuk mengawali karier di mana dan sebagai apa.

Tanyakan juga pada dirimu apakah kamu siap untuk berkarier sesuai dengan jurusan kuliah atau siap untuk lintas (cross). Pertimbangkan risiko masing-masing keputusan ini. Pastikan cari mentor memang sudah berpengalaman di dunia kerja sehingga kamu jadi punya pandangan mau kemana nanti akan berlabuh. Seperti kata pepatah, langkah awal akan menentukan langkah selanjutnya.

Baca Juga: 5 Tips Menemukan Kebahagiaan Hidup Setelah Resign, Tekuni Passionmu!

3. Selalu aktif dan inisiatif membaca setiap peluang yang ada

5 Alasan Perlunya Skill Mengatasi Ambiguitas setelah Lulus Kuliahilustrasi lulusan baru sedang aktif mencari informasi lowongan kerja (unsplash.com/Christian Velitchkov)

Perlu diingat, perjalanan karier tidak serta merta lurus-lurus saja. Terkadang ada juga lika-likunya. Tetaplah optimis dan selalu terbuka terhadap peluang baru. Dunia kerja terus berkembang dan bisa jadi ada peluang yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Jangan ragu untuk menjelajahi berbagai opsi dan jangan takut untuk mencoba hal baru. Pada kenyataannya, kesuksesan karier kadang tidak selalu sejalan dengan rencana yang telah dibuat. Tetapi dengan ketekunan, keterbukaan dan dedikasi, kamu dapat mencapai kesuksesan yang memuaskan.

Pastikan untuk selalu aktif dan inisatif dalam menyusun rencana untuk mendapatkan pekerjaan pertama kamu. Jangan nunggu apalagi buru-buru, tapi langsung tanggap kalau ada peluang baru.

Dorong dirimu untuk aktif dengan mengikuti pelatihan, seminar, kursus, bootcamp, dan terlibat dalam proyek-proyek yang bisa jadi tambahan untuk menyusun portofolio kamu nanti. Dengan begitu, rekruter akan merasa kamu punya nilai plus dibandingkan kandidat lain dan kamu jauh lebih siap untuk bekerja.

4. Seimbangkan antara kesabaran dan tindakan

5 Alasan Perlunya Skill Mengatasi Ambiguitas setelah Lulus Kuliahilustrasi menyusun daftar rencana (unsplash.com/Glenn Carstens-Peters)

Terkadang, rasa ambiguitas yang muncul dalam diri rentan membuat orang jadi stres sehingga orang cenderung membuat keputusan atau tindakan yang kurang terencana. Dalam situasi ketidakpastian, seseorang dapat merasa terdesak untuk segera menetapkan arah atau mengambil langkah besar tanpa pertimbangan matang.

Pada kenyataannya, respons impulsif ini dapat berdampak negatif pada perjalanan karier atau kehidupan pribadi. Penting untuk diingat menghadapi ambiguitas memerlukan keseimbangan antara ketekunan dan kebijaksanaan.

Merespons terlalu cepat tanpa pertimbangan yang matang dapat mengakibatkan keputusan yang kurang tepat dan berdampak jangka panjang. Oleh karena itu, perlunya kesabaran dan kebijaksanaan dalam merespon ambiguitas.

Salah satu pendekatan yang bijak adalah memberikan diri cukup waktu untuk memahami situasi, mengevaluasi pilihan yang tersedia, dan merumuskan strategi yang baik. Jangan terlalu terburu-buru dalam mengambil langkah besar mungkin sulit untuk ditarik kembali.

Pergunakan waktu tersebut untuk merencanakan dengan baik, mempertimbangkan konsekuensi setiap langkah, dan berpikir jangka panjang. 

5. Jujur pada diri sendiri

5 Alasan Perlunya Skill Mengatasi Ambiguitas setelah Lulus Kuliahilustrasi seseorang sedang merenung dan mencari jati diri (unsplash.com/Aziz Acharki)

Sebuah penelitian dari Ruhr-University Bochum menjelaskan orang cenderung menipu dirinya sendiri demi menjaga ego dan mengurangi kecemasan. Kamu hanya fokus pada fakta yang sejalan dengan keyakinanmu, atau bahkan menghindari informasi mungkin tidak sesuai dengan pandanganmu.

Fenomena ini dikenal sebagai bias konfirmasi, di mana seseorang cenderung mencari atau menerima informasi yang membenarkan keyakinan atau pandangan yang sudah dimilikinya sebelumnya.

Dalam proses pengambilan keputusan, penting untuk melibatkan diri dalam evaluasi yang obyektif dan terbuka terhadap berbagai sudut pandang. Menghindari penipuan diri sendiri dengan mengenali dan mengatasi bias konfirmasi dapat membuka peluang untuk pertumbuhan pribadi dan pengambilan keputusan yang lebih bijak.

Dengan begitu, seseorang dapat menghadapi ketidakpastian dengan keberanian, fleksibilitas, dan kesiapan untuk beradaptasi terhadap realitas yang mungkin tidak selalu sejalan dengan harapan pribadi.

Di tengah kebingungan dan ketidakpastian yang dihadapi lulusan baru, kemampuan mengatasi ambiguitas menjadi semakin vital. Kamu perlu memahami setiap langkah di dunia profesional tidak selalu terarah dengan jelas dan tertata seperti dalam dunia akademis. Ambiguitas dapat muncul dalam berbagai bentuk, termasuk pilihan karier, pengembangan keterampilan, dan penyesuaian dengan dinamika pasar kerja. Melalui lima cara di atas, kamu jadi lebih agile dan luwes untuk beradaptasi atas kemungkinan yang bakal muncul setelah kamu lulus nanti. Jadi, jangan lupa terapkan ya demi kesuksesan kariermu kelak.

Baca Juga: 5 Cara Agar Terhindar dari Perilaku People Pleaser di Dunia Kerja

Reyvan Maulid Photo Community Writer Reyvan Maulid

Penyuka Baso Aci dan Maklor

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya