6 Alasan Seorang Pemimpin Tidak Boleh Haus Validasi

Seorang pemimpin harus siap berkorban dan dikritik

Intinya Sih...

  • Seorang pemimpin harus siap berkorban dan menerima kritikan dari masyarakat luas
  • Pemimpin tidak boleh hanya mencari validasi untuk memuaskan hati sendiri
  • Keputusan bersama harus diambil dengan bijaksana, bukan berdasarkan emosi atau tuntutan pribadi

Menduduki posisi sebagai seorang pemimpin memang penuh privilege. Tidak heran banyak orang berusaha bersaing memperebutkan posisi tersebut. Jika ambisi sudah menggebu-gebu, sampai rela meraihnya dengan segala cara.

Seolah sudah terbayang jika menjadi pemimpin akan memperoleh keistimewaan. Bahkan cenderung diperlakukan dengan hormat oleh masyarakat sekitar.

Padahal menjadi seorang pemimpin tidak seharusnya haus validasi. Enam alasan berikut menjadi penjelasannya.

1. Karena bisa memengaruhi tujuan bersama

6 Alasan Seorang Pemimpin Tidak Boleh Haus Validasiilustrasi pemimpin (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Seorang pemimpin adalah tombak utama meraih keberhasilan bersama. Tapi menjadi kesalahan fatal saat seorang pemimpin salah niat. Tujuan utama bukan lagi mengayomi, tapi hanya ingin memperoleh validasi untuk menyenangkan hati.

Padahal ini tindakan terlarang bagi seorang pemimpin. Keberadaan validasi bisa memengaruhi tujuan bersama. Seorang menunjukkan kinerja baik hanya untuk memperoleh pujian. Saat harapan itu tidak terpenuhi, ia cenderung memimpin asal-asalan.

2. Sejatinya menjadi seorang pemimpin harus siap berkorban dan dikritik

6 Alasan Seorang Pemimpin Tidak Boleh Haus Validasiilustrasi pemimpin (pexels.com/Sora Shimazaki)

Apa tujuanmu selama ini menduduki jabatan sebagai seorang pemimpin? Jika tujuan utama ingin memperoleh perlakuan istimewa atau pujian, tentu harus diperbaiki. Kamu harus mengetahui alasan seorang pemimpin tidak boleh haus validasi.

Sejatinya, mereka yang menempati jabatan kepemimpinan harus siap berkorban. Usaha yang dilakukan bukan berarti harus selalu dipuji setinggi langit. Adakalanya seorang pemimpin harus siap menerima kritikan dan koreksi dari masyarakat luas.

Baca Juga: 6 Akibat Menghabiskan Terlalu Banyak Energi untuk Ambisi

3. Tidak bijaksana lagi dalam membuat keputusan

6 Alasan Seorang Pemimpin Tidak Boleh Haus Validasiilustrasi pemimpin (pexels.com/Karolina Grabowska)

Keputusan bersama tidak boleh diambil berdasarkan tuntutan emosi. Apalagi hanya mengandalkan pertimbangan pribadi. Sebagai seorang pemimpin, harus memiliki pengetahuan satu ini. Karena salah mengambil keputusan bisa berakibat fatal.

Penjelasan di atas harusnya direnungkan dengan baik bagi kamu yang menempati jabatan sebagai pemimpin. Akibat terbuai validasi, seseorang tidak bijaksana lagi dalam membuat keputusan. Ia bertindak bukan atas dasar fakta dan realita. Tapi lebih mengutamakan penilaian subjektif untuk memenuhi kepuasan hati.

4. Cenderung tidak memiliki pola pikir realistis

6 Alasan Seorang Pemimpin Tidak Boleh Haus Validasiilustrasi pemimpin (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Seorang pemimpin harus memiliki pola pikir bijaksana. Sebagaimana diketahui, sosoknya adalah panutan bagi bawahan. Sekaligus menjadi penentu dari keberhasilan. Bukan malah tumbuh menjadi pemimpin yang haus akan validasi.

Apa jadinya jika seorang pemimpin terbuai oleh validasi? Pastinya tidak memiliki keterampilan berpikir realistis. Dalam bertindak hanya menuruti ego dan kepentingan pribadi. Karena fokus utamanya bukan lagi tujuan bersama, tapi adalah kepuasan sendiri.

5. Seorang pemimpin hanya mewadahi satu kepentingan individu

6 Alasan Seorang Pemimpin Tidak Boleh Haus Validasiilustrasi pemimpin (pexels.com/ANTONI SHKRABA Productions)

Seorang pemimpin tidak seharusnya haus validasi. Fenomena ini sering terjadi di lingkungan sekitar. Seorang pemimpin hanya ingin memperoleh respons positif dari orang-orang di bawahnya.

Ternyata ini bisa membawa sisi buruk yang tidak disadari. Akibat terjebak sifat haus validasi, seorang pemimpin hanya mewadahi satu kepentingan individu. Ia akan memprioritaskan orang-orang yang gemar memuji dan fanatik kepemimpinannya. Adapun kepentingan bersama justru diabaikan.

6. Kurangnya sikap adil dan terbuka

6 Alasan Seorang Pemimpin Tidak Boleh Haus Validasiilustrasi pemimpin (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Menjadi seorang pemimpin bukan tentang jabatan bisa dibanggakan sesuka hati. Tapi ada tugas dan tanggung jawab besar yang terselip di baliknya. Termasuk melakukan segala sesuatu dengan penuh dedikasi. Bukan malah mengharapkan validasi dari bawahan.

Ketika seorang pemimpin sudah terseret oleh sifat haus validasi, ia tidak mampu bersikap adil dan terbuka. Mereka terlalu fokus memenuhi tuntutan satu orang demi memeroleh pujian. Adapun visi misi dan tujuan bersama justru tidak diperhatikan.

Seorang pemimpin harus mendedikasikan dirinya secara penuh terhadap tim atau organisasi. Bukan malah menjadi orang yang haus validasi. Semoga enam alasan tersebut menyadarkan kamu yang selama ini masih ingin memperoleh pengakuan. Apalagi sampai mengorbankan kepentingan bersama.

Baca Juga: 7 Perubahan Positif Didapat Saat Kamu Meningkatkan Konsistensi

Mutia Zahra Photo Community Writer Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya