TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta The Queen's Messenger, Serial Drama Pertama di Dunia

Serial drama menggores tinta sejarah perfilman

cuplikan film Queen's Messenger (dok. Early Television Foundation/ Queen's Messenger)

Dunia perfilman telah mengalami transformasi luar biasa sejak pertama kali sinematografi diciptakan hingga era digital kita nikmati saat ini. Awalnya film dibuat tanpa sekuel dan prekuel.

Mulanya, belum ada film bersambung yang sekarang kita kenal dengan sebutan TV series atau serial TV. Seiring berjalannya waktu, dibuatlah sebuah film bersambung dan judul film bersambung pertama adalah The Queen's Messenger.

Serial drama ini adalah salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah sinema dan memiliki fakta-fakta unik yang menarik untuk diungkap. Berikut adalah lima fakta tentang The Queen's Messenger jarang diketahui.

1. Pelopor film bersambung mendapat banyak perhatian media

cuplikan film Queen's Messenger (dok. Early Television Foundation/ Queen's Messenger)

Serial drama The Queen's Messenger ini awalnya adalah drama disiarkan radio yang diubah menjadi tayangan televisi. Siaran percobaan ini dilakukan oleh stasiun WGY Television menggunakan konfigurasi kamera ganda.

Percobaan siaran dilakukan pertama kali pada tanggal 11 September pukul 13.30 dan 23.30. Saat pertama kali rilis, serial ini mendapatkan banyak perhatian dari media.

The Queen's Messenger dibintangi oleh aktris pensiunan Izetta Jewell. Banyak yang mengatakan bahwa dalam televisi, ia tampak lebih ramping dibandingkan dengan kehidupan nyata, dan televisi membuat seseorang terlihat lebih kurus dan muda.

Surat kabar Brooklyn Daily Eagle dalam sebuah artikel saat itu mengamati bahkan penyanyi opera berpostur tubuh besar, Ernestine Schumann-Heink, akan terlihat seperti wanita langsing yang menawan jika tampil di televisi.

Baca Juga: Najwa Shihab, Ghea Indrawari dan Rizky Febian Bius Gen Z Lampung

2. Alur cerita

cuplikan film Queen's Messenger (dok. miSci/ Queen's Messenger)

Serial ini menceritakan tentang seorang diplomat Inggris melakukan pertemuan romantis dengan seorang wanita Rusia misterius. Namun, sebenarnya wanita itu hanya mencoba untuk mendapatkan dokumen rahasia yang dibawa sang diplomat.

The Queen's Messenger mengulik cerita tentang mata-mata pada masa perang dunia I. Cerita ini dipilih karena hanya melibatkan dua aktor, sehingga tidak dibutuhkan konfigurasi kamera yang terlalu rumit. 

3. Teknik pembuatan serial

penampakan televisi tiga inch (commons.wikimedia.org)

Karena layar televisi yang ada saat itu sangat kecil (hanya tiga inci), mereka harus menciptakan cara khusus agar penonton dapat melihat gerakan para karakter film dengan jelas.  Salah satu cara mereka gunakan adalah menampilkan gambar karakter sebagai pengganti aktor sungguhan, atau menampilkan tangan dan bagian tubuh tertentu saja.

Kemudian, para pembuat film akan menyinkronkan gerakan wajah karakter dengan suara dialog yang diucapkan oleh aktor. Suara ini diterima dari sebuah radio terpisah yang ditempatkan di bawah televisi.

4. Tantangan teknis

cuplikan film Queen's Messenger (dok. Early Television Foundation/ Queen's Messenger)

Penyiaran serial The Queen's Messenger ini adalah percobaan penggunaan sistem televisi General Electric pertama. Seorang insinyur bernama Ernst Alexanderson adalah orang yang mengembangkan teknologi memungkinkan suara dan gambar bergerak dihubungkan bersama dalam percobaan ini.

Teknologi tersebut adalah awal dari terciptanya "film radio" yang mendasari terciptanya opera sabun. Saat menyiarkan The Queen's Messenger, gambar-gambar di layar televisi cenderung bergeser ke kanan atau kiri dari tengah layar.

Hal ini disebabkan perbedaan kecepatan motor yang digunakan untuk menggerakkan piringan pemindaian menerima gambar di atas panggung. Gambar-gambar yang diterima juga sedikit berkedip-kedip, mirip dengan film bisu diputar di bioskop dengan menggunakan krank tangan.

Baca Juga: 12 Potret Lucu Kucing Bertubuh Bongsor, bak Macan versi Sachet!

Verified Writer

Tamara Puspita Ayu

I write what i know & know what i write

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya