Kober Lampung Tampil di Palembang, Angkat Jalur Rempah Hanya Utopia
Berharap pemerintah libatkan budayawan dan seniman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times -Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tengah mempromosikan Jalur Rempah Nusantara sebagai warisan budaya kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Perdagangan rempah dianggap menghadirkan interaksi antar orang dari berbagai bangsa dan menjadi ajang pertukaran budaya.
Menanggapi rencana jalur rempah tersebut Komunitas Berkat Yakin (KOBER) Lampung menampilkan pertunjukan teater berjudul Amnesia. Teater karya Penyair Lampung Ari Pahala Hutabarat itu tampil pada Festival Sriwijaya dalam Jejak Rempah di Kota Palembang Minggu lalu, November 2021.
Ari mengatakan, teater tersebut sebagai kritik kepada pemerintah tentang keikutsertaan Indonesia dalam mengusungkan Jalur Rempah atau Jalur Budaya Warisan Dunia. Mengingat Nusantara atau Indonesia pernah jaya akibat rempahnya.
1. Pemerintah gemar menggencarkan kejayaan ilutif
Alumni Universitas Lampung itu menjelaskan, tema yang diangkat pada pertunjukan tersebut memang sedang jadi perbincangan tahun ini. Menurutnya, jalur rempah menstimulus banyak pihak untuk melakukan pelacakan antrolopologis terkait identitas kultural kita sebagai bangsa.
"Jalur rempah versi kementerian RI terus menggemakan bahwa di masa lalu kita sudah terhubung dengan pergaulan internasional. Kita kaya, dan pernah jaya, meski hanya pada periode tertentu, belum sebagai nusantara, masih berupa kerajaan-kesultanan yang terbatas wilayah kekuasaannya," jelasnya.
Sementara itu menurut Ari supaya ada sedikit kebanggaan, sehingga tidak perlu merasa rendah diri dengan Dunia Barat (Eropa-Amerika).
"Program itu justru menunjukkan bentuk kerentanan eksistensial-identitas kultural kita. Dalam kontestasi politik di Republik Indonesia tercinta mindset dan praktik pengelolaan pemerintahannya belum beranjak dari feodalisme, sehingga gemar menyebarkan kejayaan ilutif, membangun identitas semu, menggelar acara seremoni dan manipulatif," paparnya.