Mie Khodon Kuliner Legendaris Bandar Lampung, Dulu Dimasak Pakai Arang

Berdiri sejak 1963, warisan tiga generasi keluarga

Bandar Lampung, IDN Times - Berbicara tentang kuliner Lampung, rasanya kurang pas jika menu satu ini terlewat begitu saja untuk tak disantap

Kedai Mie Khodon beralamat di Jalan Ikan Bawal, Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung ini ternyata menjadi salah satu kuliner legendaris di Lampung, lho. 

Pengin tahu cerita menarik kuliner ini? IDN Times berkesempatan wawancara langsung dengan sang pemilik yakni Suparno (52). Ia merupakan generasi ketiga meneruskan usaha keluarga sudah bergulir selama puluhan tahun ini. 

1. Berdiri sejak 1963

Mie Khodon Kuliner Legendaris Bandar Lampung, Dulu Dimasak Pakai ArangSuparno sedang memasak mie khodon di kedainya. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Suparno yang saat ini berdagang bersama istrinya, menceritakan awal mula usaha Mie Khodon. “Mie Khodon ini pertama kali berdiri dari 1963, waktu itu kakek saya yang jualan. Dulu beliau jualnya dipikul mbak, keliling Teluk Betung, dan masaknya masih pakai arang,” ceritanya ketika diwawancarai di kedainya, Rabu (2/3/2022).

Ia menambahkan, selepas sang kakek, usaha diwariskan ke ayahnya. Bedanya, sudah tidak menggunakan pikulan lagi.

“Kalau waktu ayah saya yang jual itu sudah pakai gerobak. Mangkalnya di dealer Honda di bawah sana (masih Kelurahan Pesawahan),” jelasnya.

Hingga pada 2010 lalu, bisnis turun temurun ini akhirnya dikelola sendiri oleh Suparno bersama istrinya dan beberapa karyawan yang membantunya.

2. Warisi usaha dari sang ayah karena memang mau

Mie Khodon Kuliner Legendaris Bandar Lampung, Dulu Dimasak Pakai ArangMie khodon. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Suparno merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Ia mengatakan, warisan Mie Khodon ini diturunkan kedirinya karena ia memang mau melanjutkannya.

“Tidak ada yang memaksa. Memang saya yang mau lanjutkan karena saya tidak sekolah, jadi saya saja yang dagang,” ungkapnya.

Sampai saat ini, Ia masih belum tahu apakah resep mie khodonnya akan diwariskan ke anaknya atau tidak. “Masih belum tahu mbak, saya ingin anak saya sekolah dulu saja yang tinggi,” imbuhnya.

3. Asal mula nama

Mie Khodon Kuliner Legendaris Bandar Lampung, Dulu Dimasak Pakai ArangMie khodon. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Suparno menceritakan, kata ‘khodon’ dalam nama mie muncul ketika pelanggan yang sering membeli mie kakeknya tersebut memanggil dengan nama khodon.

“Nama asli kakek saya kan Atmodiwiryo, dulu menurut cerita yang saya dengar,  katanya ada orang chinese yang manggil kakek saya ‘khodon’ gitu. Jadi orang-orang ikutan panggil khodon dan jadilah dinamai Mie Khodon,” paparnya.

Baca Juga: Asyik! Khusus Pesepeda, Sakara Coffee Beri Diskon Kuliner

4. Menjamurnya mie kodhon lain di Bandar Lampung

Mie Khodon Kuliner Legendaris Bandar Lampung, Dulu Dimasak Pakai ArangSuparno sedang membuat mie khodon. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Setiap usaha pasti memiliki pesaing, begitupun dengan usaha milik Suparno. Ia mengatakan mie khodon lainnya sudah mulai bermunculan di beberapa tempat sejak lama. Namun Suparno tak gentar dan percaya diri terhadap mie khodonnya.

“Ini aslinya dari kakek saya, tapi lama-lama banyak yang ikutan buat. Tapi yang pasti, cara kita mempertahankan mie khodon kita ya dengan rasa dan kualitas yang terjamin,” ujarnya.

Mie telur dengan ukuran besar yang menjadi bahan utama mie khodonnya juga diproduksi sendiri oleh Suparno.

“Sama mienya sih kita buat sendiri. Setiap hari kita buat, jadi fresh. Itu yang menurut saya mie khodon di sini ramai,“ imbuhnya.

5. Resep yang selalu dipertahankan

Mie Khodon Kuliner Legendaris Bandar Lampung, Dulu Dimasak Pakai ArangMie khodon. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Selain kualitas, Suparno menjelaskan, tak pernah sedikitpun mengubah resep ia dapatkan dan pelajari dari ayahnya dulu.

“Resep itu kita juga turun-temurun. Memang dari kakek yang ajarkan langsung ke ayah saya. Dulu katanya kan ayah saya ngikut dagang sama kakek, terus diajari. Begitupun dengan saya yang diajari langsung dengan ayah saya,” paparnya.

Hanya ada satu perbedaan pada mie khodon zaman kakeknya dengan yang ia kelola saat ini, yaitu penggunaan arang yang sudah tak dipakai lagi.

“Bedanya hanya di arang sih mbak, sekarang kita pakai gas. Kalau sekarang pakai arang, mungkin tidak akan keburu karena pesanan banyak dan harus cepat,” ujarnya.

6. Masa-masa tersulit

Mie Khodon Kuliner Legendaris Bandar Lampung, Dulu Dimasak Pakai ArangKedai mie khodon. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Ia mengungkapkan, masa tersulitnya berjualan adalah awal 2020 tepatnya di Maret. Itu saat pandemik COVID-19 pertama merebak ke Kota Tapis Berseri.

“Pandemik itu terasa sekali sih. Ketika PPKM yang tidak boleh makan di tempat juga berpengaruh. Paling parah saat wabah pertama datang, Maret kalau tidak salah, saat orang-orang takut keluar rumah itu pendapatan berkurang sekitar 50 persen,” terangnya.

Namun Ia bersyukur, meskipun saat ini masih pandemik, namun sudah banyak aktivitas yang kembali normal, begitupun dengan usaha Mie Khodonnya.

Mie Khodon milik Suparno mulai buka pukul 13.00 sampai 19.00 WIB. Namun waktu penutupan kedai juga tergantung dengan ketersediaan dagangannya.

“Kalau lagi ramai ya bisa pukul 17.30 sudah tutup, jadi tergantung mienya sudah habis atau belum. Apalagi akhir pekan biasanya itu lebih ramai lagi,” tutupnya.

7. Pelanggan dari luar kota rela datang untuk makan mie khodon

Mie Khodon Kuliner Legendaris Bandar Lampung, Dulu Dimasak Pakai ArangMie khodon menyediakan makan di tempat. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Romadona (35), salah satu pelanggan setia Mie Khodon milik Suparno mengatakan, sengaja datang dari rumahnya di Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan untuk makan Mie Khodon di Jalan Ikan Bawal tersebut.

“Saya memang sering ke sini, sejak dagang di depan dealer Honda itu saya sudah langganan. Karena rasanya enak dan memang cocok,“ ujarnya.

Ia mengaku, mengetahui Mie Khodon ini sejak ia masih kecil. Dulu ia pernah tinggal di daerah tersebut, dan dikenalkan mie tersebut oleh orang tuanya.

“Kalau nyoba mie khodon lain sih sering, tapi ya beda tempat beda rasa. Tapi memang paling cocok di lidah saya ya yang di sini,” katanya.

Ia juga berharap agar mie khodon di Telukbetung Selatan ini tetap konsisten dengan resep yang sudah ada dan terus mempertahankan rasanya yang khas.

Baca Juga: 10 Tempat Makan Keluarga di Bandar Lampung, Bikin Ketagihan!

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya