Tingkat Hunian Hotel di Lampung Turun, PHRI Beri Perspektif

TPK Januari 2021 hanya tercatat 37,63 persen

Bandar Lampung, IDN Times - Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi berbintang di Provinsi Lampung periode Januari 2021 hanya tercatat 37,63 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, TPK itu turun 21,69 persen dibanding Desember 2020 diangka 59,32 persen. Bahkan, bila dibandingkan bulan yang sama Januari 2020, maka TPK hotel berbintang turun sebesar 20,43 persen.

Terkait hal itu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Lampung dan beberapa manajemen hotel memberikan perspektifnya. Berikut IDN Times rangkum. 

1. Jumlah tamu yang menginap turun 30,58 persen

Tingkat Hunian Hotel di Lampung Turun, PHRI Beri PerspektifIlustrasi Dekorasi Ruang Tamu (IDN Times/Sunariyah)

Dari sisi jumlah tamu, Kepala BPS Lampung, Faizal Anwar, mengatakan, selama Januari 2021 tamu yang menginap di hotel berbintang mencapai 44.663 orang. Itu terdiri dari 32 tamu asing dan 44.631 tamu domestik.

Kondisi ini, mengalami penurunan sebanyak 19.677 orang atau 30,58 persen, dibandingkan Desember 2020 yakni, 64.340 orang. Bagaiman dengan rata-rata lama tamu menginap?

"Rata-rata lama menginap tamu  pada hotel berbintang di Lampung bulan Januari 2021 tercatat 1,38 hari. Itu naik 0,02 hari dibanding RLMT hotel pada Desember 2020 yang tercatat sebesar 1,36 hari," terang Faizal, Rabu (3/3/2021).

2. PHRI nilai komperasi tingkat hunian tak tepat

Tingkat Hunian Hotel di Lampung Turun, PHRI Beri PerspektifHotel Indonesia Kempinski Jakarta yang berada di Bundaran HI (IDN Times/Besse Fadhilah)

Sekretaris DPD PHRI Lampung, Friandi Indrawan, mengatakan, komperisasi antara Januari 2021 dengan Desember 2020 ataupun di bulan yang sama pada periode tahun lalu itu dirasa tidak tepat.

"Karena Januari dan Februari masuk ke dalam low season industri perhotelan. Sementara untuk tahun lalu di bulan yang sama itu situasi sekarang berbeda karena kita sedang dikondisi pandemik COVID-19," ujar Didi, sapaan akrabnya, Rabu (3/3/2021).

Ia menambahkan, kondisi ini biasa terjadi di dunia perhotelan. Itu karena, industri ini terbagi dalam rentan waktu tiga season.

Pertama, pick season, yaitu hari libur nasional atau hari besar keagamaan seperti Natal dan Tahun Baru,  dan Idul Fitri. Kedua, low season periode Januari dan Februari. Terakhir, reguler season, sisa kurun waktu tersebut selama satu tahun.

"Jadi kalau dikomper menurut data (BPS), tentu itu tidak masuk akal. Apalagi Januari dan Februari low season di Lampung, karena source market-nya itu belanja pemerintah seperti, APBN dan APBD. Sedangkan di waktu tersebut, biasanya sejumlah instansi pemerintah masih melakukan konsolidasi pendanaan," terang Didi.

Baca Juga: Sudah Tahu? 7 Fakta Unik Gak Ada Jam Dinding dan Guling di Kamar Hotel

3. PHRI Lampung memprediksi TPK hotel belum akan mengalami peningkatan signifikan

Tingkat Hunian Hotel di Lampung Turun, PHRI Beri PerspektifIlustrasi pegawai hotel yang rentan PHK di tengah wabah COVID-19. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Selain itu, PHRI Lampung juga masih memprediksi data BPS pada bulan Februari dan Maret tidak akan memiliki perubahan yang signifikan, serta masih akan sama seperti data yang dirilis Januari 2021.

Didi beralasan, dua bulan tersebut masih masuk low season. Ditambah masih kondisi pandemik COVID-19. Namun ia memperkirakan tingkat hunian hotel akan naik periode Juli hingga Desember. Itu seiring perencanaan vaksinasi COVID-19 dari pemerintah yang sudah mulai merata.

"Tentu harapannya pandemik ini sudah bisa ditekan, hingga tatanan kehidupan ekonomi sudah bisa kembali pulih. Mungkin ada kenaikan dalam satu dua bulan ke depan, itu juga bila belanja pemerintah sudah mulai jalan," urainya.

4. Langkah PHRI meningkatkan TPK hotel

Tingkat Hunian Hotel di Lampung Turun, PHRI Beri PerspektifIlustrasi hotel (IDN Times/Anata)

Didi menyatakan, hingga saat ini pihak PHRI juga sudah melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan TPK perhotelan. Misalnya, berkomitmen untuk tetap melakukan monitoring dan evaluasi terhadap anggota PHRI dengan cepat, mendorong anggota PHRI untuk mengikuti sartifikasi CHSE yakni, Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan).

"Alhamdulillah sampai dengan sekarang tidak ada hotel yang menjadi klaster baru, karena kami sadar pembenahan memang harus tetap dilakukan dari hulu hingga kehilir," imbuh Didi

Selain itu, PHRI juga berkomitmen memperkuat dan meyakinkan calon wisatawan yang akan berkunjung ke Lampung dan me-rebranding pariwisata dan layanan hotel di Provinsi Lampung kembali.

"Ini tentu tidak bisa kita lakukan sendiri. Karena mulai dari pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan stakeholder terkait lainnya harus bersama untuk satu suara," tandas Didi.

5. Target khusus TPK Swiss-Belhotel Lampung dan Asoka Luxury Hotel Maret 2021

Tingkat Hunian Hotel di Lampung Turun, PHRI Beri PerspektifIlustrasi Dekorasi Ruang Hotel (IDN Times/Sunariyah)

Dikonfirmasi terpisah, Marcom & GM Secretary Swiss-Belhotel Lampung, Uci Listyka Putri, mengatakan, pihaknya tidak memiliki target khusus TPK pada Maret 2021. Mengingat, masa pandemik COVID-19 yang masih akan terus berlangsung.

"Kalau untuk kamar. Kita juga sejauh ini belum bisa kasih prediksi. Karena biasanya ada yang booking via telepon, check in langsung, atau bisa juga via aplikasi online travel," ucapnya.

Kendati demikian, ia berharap program vaksinasi COVID-19 bisa memberikan harapan baru di masa-masa pandemik. "Tentu harapan target yang dicapai di bulan Maret melebihi pencapaian di bulan sebelum-nya. Telebih, Lampung sudah masuk dalam zona hijau, semoga membuat akupansi kamar kita semakin naik," ujar Uci.

Pendapat lainnya disampaikan Public Relations Asoka Luxury Hotel, Ayunda Herwika. Ia, memaparkan, manajemen hotel memperkirakan TPK room sold (pemesanan) Asoka di  Maret 2021 mencapai 1.836.

"Jadi tinggal dibagi saja, dengan jumlah hari di bulan Maret 31 hari. Total target kita per harinya ada 59 room sold," imbuh Ayu sapaan akrabnya.

Ayu juga berharap, pencapaian TPK Asoka Luxury Hotel mengalami peningkatan dari bulan-bulan sebelumnya. "Apalagi jumlah hari bulan Februari juga lebih sedikit dibanding Maret, dari 28 hari ke 31. Ditambah bulan kemarin APBD juga belum keluar dan kabarnya di bulan ini sudah, jadi kemungkinan government sudah mulai masuk," jelasnya.

Baca Juga: Mumpung Baru Gajian! Ini Promo Maret Hotel Berbintang Bandar Lampung

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya