PPKM Darurat Jawa dan Bali, Industri Hotel Lampung Terdampak

Tamu hotel batal menginap, event ditunda dan omzet turun

Bandar Lampung, IDN Times - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di sejumlah wilayah khususnya daerah Jawa dan Bali 3-20 Juli 2021 berdampak signifikan terhadap dunia bisnis perhotelan di Bandar Lampung.

PPKM Darurat secara tidak langsung memberikan angka penurunan tingkat hunian kamar dan penundaan hingga pembatalan sejumlah acara. Selain itu, juga berpotensi menghadirkan sengketa Down Payment (DP) atau advance booking.

Kebijakan ini membuat sejumlah pelaku bisnis hotel di Lampung harus gigit jari, akibat mengalami penurunan omzet signifikan. Berikut IDN Times rangkum, pendapat pengelola hotel dan Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) Lampung.

1. Lampung ikut merasakan dampak PPKM Darurat

PPKM Darurat Jawa dan Bali, Industri Hotel Lampung Terdampak

Director Sales & Marketing Radisson Kedaton Lampung, Liza Anggraini mengatakan, meski PPKM Darurat hanya diberlakukan di sejumlah daerah Pulau Jawa dan Bali, namun Lampung juga ikut merasakan efek penerapan aturan tersebut.

Itu dikarenakan secara letak geografis provinsi ini menjadi titik penghubung dan transit antara Pulau Sumatera Jawa dan begitu juga sebaliknya.

"Kami juga sudah merasakan secara langsung, dengan ditundanya event yang telah terkonfirmasi sejak jauh-jauh hari. Beberapa bookingan kamar Radisson untuk tamu kedatangan dari Jakarta juga telah dicancel," ucap dia, Senin (6/7/2021)

2. Omzet industri hotel Juli 2021 diprediksi menurun

PPKM Darurat Jawa dan Bali, Industri Hotel Lampung TerdampakHotel Radisson Lampung Kedaton (Instagram/radissonlampungkedaton)

Adanya penundaan dan pembatalan tersebut, Liza menyampaikan, pihaknya memprediksi omzet di Juli 2021 bakal landai bahkan cenderung menurun.

Tak pelak, manajemen hotel pun harus segara memutar otak, guna mengatasi dampak dihadiri PPKM Darurat tersebut. Seperti halnya menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat, sehingga membuat tamu berkunjung kian merasa aman dan nyaman.

"Kalau dari sisi Radisson iya ada penurunan, sebab, beberapa event tertunda itu dikarenakan rata-rata kedatangan tamu dari Jakarta," pungkas Liza.

Baca Juga: Hore! Harga Pertalite Kini Rp6.850/Liter di 27 SPBU Bandar Lampung

3. Adanya penundaan hingga pembatalan pemesanan

PPKM Darurat Jawa dan Bali, Industri Hotel Lampung TerdampakAnniversary ke-4 Swiss-belhotel Lampung (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Hal serupa ikut disampaikan General Manager Swiss-Belhotel Lampung, Fauzi Firdaus. Ia menyebut, sejumlah calon tamu hotel umumnya dari luar Lampung, kini sudah mulai mengkonfirmasi penundaan ataupun pembatalan pemesanan kamar hingga kegiatan acara.

"Pastinya iya. Beberapa reservasi untuk sejumlah event calon tamu memilih menunda. Bahkan, karena melihat situasi masih belum jelas, akhirnya mereka membatalkan lebih dahulu," ucap dia.

Menurutnya, hampir dipastikan para tamu Swiss-Belhotel Lampung, untuk saat ini tidak ada yang beralamatkan dari Pulau Jawa ataupun Bali. "Iya sudah tidak ada," sambung Fauzi.

4. Ajak masyarakat Lampung manfaatkan momen

PPKM Darurat Jawa dan Bali, Industri Hotel Lampung TerdampakStaycation di Patra Semarang Hotel. (Instagram/@patra.semarang)

Melihat situasi dan kondisi hotel berbintang umumnya saat ini, Fauzi juga mengajak, agar masyarakat Provinsi Lampung dapat memanfaatkan momentum tersebut, seperti halnya berlibur dan staycation di hotel.

Mengingat, minimnya pengunjung hotel dan calon pengunjung bisa merasakan ketenangan ataupun kenyamanan di hotel berbintang.

"Mereka juga bisa lebih percaya diri, untuk membawa keluarga seperti berenang dan sarapan, karena kondisinya lagi gak ada orang yang datang dari luar pulau," katanya.

Baca Juga: Juni Inflasi Lampung 0,18 Persen, BI: Perlu Mitigasi Kendalikan Inflasi

5. PHRI Lampung sudah memprediksi hal ini

PPKM Darurat Jawa dan Bali, Industri Hotel Lampung TerdampakPHRI Lampung (instagram/@bpdphrilampung)

Situasi dan kondisi sulit ini sejatinya telah diprediksi terjadi oleh PHRI Lampung, mengingat, Jakarta sebagai Ibu Kota sekaligus pusat perekonomian negara.

"Kegiatan-kegiatan pemerintahaan itu ada di Jakarta, sekarang orang sana dilarang keluar dan kita sebaliknya dilarang masuk. Tentu, ini berdampak," ucap Sekretaris PHRI Lampung, Friandi Hendrawan.

Menurutnya, ini membuat industri hotel Tanah Air, harus mempersiapkan dana-dana segar dari sumber lain, guna menutupi defisit oprasional masing-masing hotel. "Mau tidak mau, karena ini pasti datang," lanjutnya.

6. Aturan PPKM Darurat terkesan tebang pilih

PPKM Darurat Jawa dan Bali, Industri Hotel Lampung TerdampakIlustrasi Suasana Restoran (IDN Times/Besse Fadhilah)

Didi menilai, sejatinya implementasi peraturan PPKM Darurat tidak terkesan tebang pilih. Mengingat, tujuan diberlakukannya aturan ini untuk mengurangi mobilitas masyarakat umum dan potensi berkerumun.

Sehingga aturan tersebut juga harus diperlakukan secara tegas di semua sektor. Itu jika pemerintah atau stakeholder penanganan COVID-19 menginginkan hasil akhir yang lebih maksimal.

"Kalau untuk hotel dan restoran aturan pembatasan ini terkesan tegas. Tetapi diluar industri ini, bisa kita lihat masih banyak aktivitas lain seperti orang berjualan dan lainnya. Nah ini kenapa, sebab itu tidak ada gunanya," tandas Didi.

7. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang Mei 2021 turun

PPKM Darurat Jawa dan Bali, Industri Hotel Lampung TerdampakHotel Novotel Lampung. (Istimewa/Trip Advisor)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, terkait perkembangan tingkat penghunian kamar hotel berbintang di Lampung dalam periode Mei 2021, Kepala BPS Lampung, Faizal Anwar menyebut, TPK hotel berbintang pada Mei 2021 tercatat 34,29 persen.

Penghitungan itu, membuat TPK menjadi turun hingga 6,49 poin dan bila dibanding TPK hotel pada April 2021 sebesar 40,78 persen.

"Kalau kita bandingkan dengan bulan yang sama pada tahun
2020, TPK hotel berbintang ini justru naik sebesar 19,93 poin," pungkas Faizal.

8. Hanya ada 65 tamu asing dan 42.711 tamu domestik

PPKM Darurat Jawa dan Bali, Industri Hotel Lampung TerdampakStaycation di Hotel Rooms Inc Semarang. (Instagram/roomsinc.semarang)

Dalam kurun waktu tersebut, Faizal turut menyampaikan, jumlah tamu menginap di hotel berbintang selama Mei 2021 mencapai 42.776 orang. Rinciannya, terdiri dari 65 tamu asing dan 42.711 tamu domestik.

Tak ayal, kondisi ini juga mengalami penurunan sebanyak 6.266 orang (12,78 persen), dibandingkan April 2021 tercatat mencapai 49.042 orang. Sementara, untuk Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) pada hotel berbintang di periode ini.

"Provinsi Lampung mendata 1,31 hari, atau turun 0,04 hari dibanding RLMT hotel berbintang pada April 2021 yang tercatat sebesar 1,35 hari," terang dia.

Baca Juga: Bandar Lampung Zona Merah, Kadinkes Target Seminggu ke Zona Oranye?

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya