Komoditas Nanas Lampung Bakal Jajaki Pasar Ekspor Australia

Sudah diekspor ke-12 negera

Intinya Sih...

  • Komoditas buah nanas Lampung siap masuk pasar Australia setelah diekspor ke 12 negara lainnya.
  • Proses analisis risiko oleh Kementerian Pertanian Australia telah dilakukan, dengan pendampingan dari Badan Karantina Indonesia.
  • DAFF Australia kunjungi lokasi produksi dan pengemasan nanas di Lampung Timur untuk memeriksa sistem produksi dan pengelolaan pasca panen.

Bandar Lampung, IDN Times - Komoditas buah nanas asal Provinsi Lampung disiapkan memasuki pasar negara Australia. Salah satu komoditas unggulan Lampung itu kini diketahui telah diekspor ke 12 negara.

Rencana ekspor ini ditandai tahapan proses analisis risiko telah dilakukan pihak Kementerian Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Australia atau Department of Agriculture, Fisheries, and Forestry (DAFF Australia) ke Lampung.

"Ini adalah tahapan teknis yang harus dilalui komoditas baru (nanas) yang akan masuk ke suatu negara, kami siap mengawalnya,” ujar Plt Direktur Manajemen Risiko Karantina Tumbuhan, Deputi Bidang Karantina Tumbuhan Barantin, Ihsan Nugroho melalui keterangan resmi, Sabtu (23/3/2024).

Baca Juga: BPS Lampung dan Unila Kerjasama Gagas Program Desa Cinta Statistik

1. Tempat penanaman dan pengemasan buah nanas turut ditinjau langsung

Komoditas Nanas Lampung Bakal Jajaki Pasar Ekspor AustraliaProses analisis risiko Kementerian Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Australia terhadap komoditas nanas di Lampung. (Dok. Karantina Lampung).

Dikatakan Ihsan, Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Deputi Bidang Karantina Tumbuhan telah melakukan pendampingan kunjungan pihak DAFF Australia) ke Lampung guna membuka akses pasar komoditas nanas.

Kedatangan tim dari DAFF Australia ini merupakan salah satu tahapan proses analisis risiko. Itu terkait permintaan Indonesia untuk membuka akses pasar komoditas unggulan dari Provinsi Lampung tersebut.

“Kunjungan dilakukan dengan meninjau langsung tempat penanaman dan pengemasan buah nanas," katanya.

2. Nanas Lampung sudah masuki pasar Bahrain, Tiongkok hingga Amerika

Komoditas Nanas Lampung Bakal Jajaki Pasar Ekspor AustraliaProses analisis risiko Kementerian Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Australia terhadap komoditas nanas di Lampung. (Dok. Karantina Lampung).

Ihsan menambahkan, dari data pada sistem informasi Barantin, komoditas unggulan Lampung berupa nanas telah diekspor ke 12 negara meliputi Bahrain, Belgia, Tiongkok, Hong Kong, Italia, Jepang, Qatar, Arabi Saudi, Singapura, Korea Selatan, UAE dan Amerika Serikat.

"Pihak DAFF Australia membutuhkan data dan informasi dan Barantin bersama Direktorat Jendral Hortikultura, Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional memberikan paparan mengenai keunggulan nanas asal Indonesia, khususnya sistem produksi dan pengelolaan pasca panen,” ucapnya.

Kemudian DAFF Australia melakukan kunjungan lapangan ke tempat produksi dan pengemasan nanas. "Iya, salah satunya perusahaan nanas di Kabupaten Lampung Timur," tambah dia.

3. Barantin bakal kawal dan fasilitas rencana ekspor

Komoditas Nanas Lampung Bakal Jajaki Pasar Ekspor AustraliaProses analisis risiko Kementerian Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Australia terhadap komoditas nanas di Lampung. (Dok. Karantina Lampung).

Ihsan menjelaskan, DAFF Australia melihat dan menggali informasi pada saat kunjungan di lokasi penyiapan bibit, pengelolaan pertanaman nanas di kebun, pemanenan, hingga penanganan pascapanen terhadap buah nanas setelah di rumah kemas atau packing house, serta mekanisme penerbitan surat karantina atau phytosanitary certificate .

Selain itu, pihak Australia juga memastikan sistem sampling dilakukan sebagai mitigasi risiko organisme pengganggu tumbuhan atau OPT sudah dilakukan di Indonesia.

"Barantin akan terus kawal upaya pembukaan akses pasar nanas ini, memfasilitasi perdagangan internasional adalah salah satu bentuk dukungan Barantin dalam mendukung perekonomian di Tanah Air," tandasnya.

Baca Juga: Ribuan Personel Siaga Amankan Mudik hingga Lebaran 2024 di Lampung

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya