Ekonomi Lampung 2023 Tumbuh 4,55 Persen, Tertinggi Pasca Pandemik

Tingkat literasi dan inklusi keuangan terus meningkat

Intinya Sih...

  • Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung tumbuh sebesar 4,55 persen periode 2023, tertinggi pasca pandemik Covid-19.
  • Penyediaan dana dari sektor jasa keuangan baik perbankan, IKNB, dan pasar modal mendukung pertumbuhan ini.
  • Kinerja sektor jasa keuangan terus tumbuh positif, tingkat literasi dan inklusi keuangan meningkat serta sektor riil semakin pulih pasca pandemik.

Bandar Lampung, IDN Times -Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan data Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi  Lampung, tumbuh sebesar 4,55 persen, periode 2023. Pertumbuhan itu tertinggi pasca pandemik Covid-19. 

Itu turut didukung dengan penyediaan dana dari sektor jasa keuangan baik dari sektor Perbankan, Industri Keuangan non-Bank (IKNB) dan Pasar Modal. Kepala OJK Provinsi Lampung, Bambang Hermanto menyebut, pembiayaan perbankan pada sektor UMKM di Lampung bahkan mencapai angka tertinggi pasca pandemik yakni  39,79 persen dari total kredit atau sebanyak Rp30,98 triliun.

Menurutnya, dukungan industri perbankan terhadap pembiayaan UMKM ini menunjukkan komitmen kuat terhadap program pemerintah untuk mendorong UMKM naik kelas dan keuangan yang berkelanjutan.

“Kinerja sektor jasa keuangan terus tumbuh positif, tingkat literasi dan inklusi keuangan terus meningkat serta sektor riil semakin pulih pasca pandemik, diyakini akan mampu mendukung pengembangan ekonomi daerah Provinsi Lampung,” kata Bambang Hermanto, melalui keterangan tertulis diterima IDN Times, Kamis (29/2/2024).

1. Kinerja perbankan di Lampung tunjukkan pertumbuhan positif

Ekonomi Lampung 2023 Tumbuh 4,55 Persen, Tertinggi Pasca PandemikIlustrasi persyaratan pembuatan akun bank (123rf/sinenkiy)

Disampaikan Bambang, dalam rangka terus mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan sektor jasa keuangan, OJK memberikan dukungan melalui kebijakan konsolidasi dan sinergi antar lembaga jasa keuangan sehingga pada gilirannya turut memberikan daya dukung bagi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, OJK melakukan penguatan dari aspek kapasitas kelembagaan, permodalan dan peningkatan tata kelola.

"Kebijakan dimaksud salah satunya  pemantauan atas pelaksanaan konsolidasi perbankan baik pemenuhan modal inti minimum maupun merger dan konsolidasi antar bank sehingga industri perbankan dapat menjadi lebih sehat, efisien, kuat, berdaya saing dan berintegritas," jelasnya.

Bambang menjelaskan, kinerja perbankan di Provinsi Lampung menunjukkan pertumbuhan positif, tercermin dari Aset perbankan di Provinsi Lampung Triwulan IV-2023 tumbuh dibandingkan Triwulan IV-2022. Perbandingannya, meningkat sebesar Rp8,86 triliun atau tumbuh sebesar 7,61 persen dari Rp116,42 triliun menjadi Rp125,27 triliun (yoy).

Menurutnya, jika dibandingkan dengan posisi Triwulan III-2023 (qtq) total aset tercatat meningkat sebesar Rp2,72 triliun atau 2,22 persen dari Rp122,55 triliun menjadi Rp125,27 triliun.

Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Sumbagsel Setor Rp800 Miliar ke Pemprov Lampung

2. Tiga sektor alami kontraksi kredit

Ekonomi Lampung 2023 Tumbuh 4,55 Persen, Tertinggi Pasca PandemikPinterest

Lebih lanjut pihaknya menjelaskan, kinerja intermediasi berupa penyaluran kredit perbankan Lampung Triwulan IV-2023 mengalami peningkatan sebesar Rp1,07 triliun atau 1,39 persen jika dibandingkan periode triwulan IV-2022 (yoy) dari Rp76,80 Triliun menjadi  Rp77,86 Triliun.

"Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan kredit di sektor penerima kredit bukan lapangan usaha naik Rp30,31 triliun (tumbuh 5,09 persen), sektor perdagangan besar dan eceran naik sebesar Rp17,5 triliun (tumbuh 1,43 persen), sektor perantara keuangan naik  Rp4,91 triliun (tumbuh 9,33 persen) dan sektor industri pengolahan naik sebesar Rp4,83 triliun (tumbuh 9,08 persen)," paparnya.

Kendati demikian, Bambang mengatakan laju tersebut tertahan oleh tiga sektor alami kontraksi kredit yakni sektor transportasi, sektor pertanian, dan sektor jasa pendidikan.

"Sementara itu, jika dibandingkan dengan periode Triwulan III-2023 (qtq) kredit mengalami peningkatan sebesar Rp1,49 triliun atau 1,95 persen dari  Rp76,37 triliun menjadi  Rp77,86 triliun," ujarnya. 

3. Kredit UMKM meningkat Rp3,07 triliun

Ekonomi Lampung 2023 Tumbuh 4,55 Persen, Tertinggi Pasca PandemikGoogle

Bambang juga menjelaskan terkait penghimpunan Dana Pihak Ketiga Bank
(DPK) Provinsi Lampung menunjukkan pertumbuhan sebesar Rp1,43 triliun pada Triwulan IV-2023 atau meningkat sebesar 2,31 persen dari triwulan IV-2022 (yoy) dari Rp61,74 triliun menjadi sebesar Rp63,16 Triliun. Jika dibandingkan Triwulan III 2023, DPK Lampung terkoreksi sebesar Rp0,76 Triliun atau sebesar 1,18 persen (qtq), dari Rp63,92 triliun menjadi Rp63,16 triliun akibat penurunan simpanan dalam bentuk giro.

Pada triwulan IV 2023 kredit UMKM secara year on year (yoy) meningkat sebesar Rp3,07 Triliun atau tumbuh 11,02 persen dari Rp27,91 triliun pada triwulan IV 2022 menjadi Rp30,98 triliun pada posisi Triwulan IV 2023.

Menurutnya, peningkatan kredit UMKM ini membawa share kredit UMKM pada total kredit semakin meningkat dari 36,34 persen jadi 39,79 persen. Sementara kinerja kualitas kredit UMKM tetap terjaga dibawah threshold 5 persen. Tercatat terdapat peningkatan sebesar 0,66 persen yaitu dari 3,34 persen jadi 4,00 persen.

"Peningkatan NPL disebabkan oleh peningkatan nominal kredit bermasalah sebesar Rp0,31 triliun dari Rp0,93 triliun menjadi Rp1,24 triliun," kata Bambang.

4. Ada tiga sektor penyalur KUR terbanyak

Ekonomi Lampung 2023 Tumbuh 4,55 Persen, Tertinggi Pasca Pandemikilustrasi pinjaman (freepik.com/ tonodiaz)

Sementara itu, total penyaluran KUR di Provinsi Lampung sejak awal penyaluran sampai Desember 2023 sebesar Rp66,7 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 2.486.483.

Sedangkan realisasi penyaluran KUR Posisi Desember 2023 mencapai 74.35 persen (Rp8,45 triliun) dari target (Rp11,37 triliun) dengan total akumulasi debitur sebanyak 173.353.

"Kualitas kredit KUR tetap terjaga rendah dengan rasio NPL hanya sebesar 0,04 persen atau nominal sebesar Rp3,69 miliar. Sektor penyalur KUR terbesar adalah pada Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan yaitu sebesar Rp4,53 triliun atau 53.6 persen dari total penyaluran," jelas Bambang.

Bambang meyakinkan, OJK akan terus mendukung kinerja perbankan melalui kebijakan-kebijakan diperlukan sehingga dapat terus tumbuh berkelanjutan namun tetap prudent dalam aspek manajemen risiko.

Baca Juga: Sheraton Lampung Tawarkan Paket Buka Puasa Ramadan ala Timur Tengah

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya