Anak Krakatau Erupsi Tanpa Dentuman, Anyer dan Lampung Masih Aman

Namun PVMBG mengingatkan ancaman lontaran material

Jakarta, IDN Times - Gunung Anak Krakatau kembali erupsi, Jumat (10/4). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geolog, Badan Geologi, Kementerian ESDM mencatat erupsi terjadi pukul 22.35 WIB. Erupsi ini diduga akibat energi yang relatif tidak terlalu besar.

Pada erupsi tadi malam, PVMBG Badan Geologi memantau material batuan pijar sudah terbawa ke permukaan dengan intensitas yang belum signifikan, jauh lebih kecil dibandingkan rangkaian erupsi pada periode Desember 2018–Januari 2019.

Potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini, menurut PVMBG dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (11/4), adalah lontaran material lava, aliran lava dan hujan abu lebat di sekitar kawah dalam radius 2 km dari kawah aktif. Sementara itu, hujan abu yang lebih tipis dapat terpapar di area yang lebih jauh bergantung pada arah dan kecepatan angin.

Aktivitas vulkanik berupa erupsi tipe Strombolian saat ini, menurut PVMBG, lontaran material pijar hanya tersebar di sekitar kawah (masih dalam batas kawasan rawan bencana yang direkomendasikan).

"Erupsi menerus berpotensi terjadi, namun tidak terdeteksi adanya gejala vulkanik yang menuju kepada intensitas erupsi lebih besar," katanya.

PVMBG menyimpulkan, berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental serta potensi bahaya Gunung Anak Krakatau selama Januari hingga 10 April 2020, tidak ada peningkatan ancaman. Tingkat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau masih tetap pada Level II (Waspada).

Meski begitu, PVMBG merokomendasikan agar masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah/puncak Gunung Anak Krakatau atau di sekitar kepulauan Anak Krakatau.

"Sedangkan area wisata Pantai Carita, Anyer, Pandeglang dan sekitarnya, serta wilayah Lampung Selatan masih aman dari ancaman bahaya aktivitas Gunung Anak Krakatau.."

1. Aktivitas Gunung Anak Krakatau meningkat sejak Januari-Maret 2020

Anak Krakatau Erupsi Tanpa Dentuman, Anyer dan Lampung Masih Aman(Tangkapan layar ketika terjadi erupsi di Gunung Anak Krakatau pada Jumat 10 April 2020) Kementerian ESDM

Baca Juga: Fakta Unik Anak Krakatau, Gunung Api yang Terus Tumbuh hingga Sekarang

PVMBG Badan Geologi juga menjelaskan, pasca penurunan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau dari Siaga (Level III) menjadi Waspada (Level II) pada 25 Maret 2019, aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau terus berfluktuasi. Selama Januari hingga Maret 2020 aktivitas erupsi masih terjadi, namun tidak terus menerus.

Dari pengamatan visual, selama Januari 2020 terjadi empat kali erupsi pada tanggal 1 Januari, 7 Januari dan 15 Januari. Tiga letusan itu menghasilkan kolom erupsi berwarna putih kelabu dengan tinggi maksimum 500 meter dari atas puncak.

Lalu pada tanggal 6 hingga 11 Februari 2020 terjadi rangkaian erupsi menghasilkan kolom erupsi berwarna putih kelabu tebal dengan ketinggian maksimum 1000 meter dari atas puncak. Selama Maret 2020 erupsi terjadi dua kali erupsi pada tanggal 18 Maret 2020, menghasilkan kolom erupsi berwarna putih kelabu setinggi 300 meter dari atas puncak. Saat tidak terjadi erupsi, teramati embusan asap berwarna putih tipis dengan tinggi maksimum 150 meter dari atas puncak.

2. Letusan 10 April 2020 tanpa dentuman

Anak Krakatau Erupsi Tanpa Dentuman, Anyer dan Lampung Masih AmanErupsi GUnung Anak Krakatau awal 2029 lalu. Dok. IDN Times/Istimewa

Pada tanggal 10 April 2020, terjadi dua kali erupsi, menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu tebal setinggi 500 meter dari atas puncak, diikuti dengan erupsi menerus tipe strombolian.

"Tidak terdengar suara gemuruh atau dentuman akibat erupsi. Menjelang dan selama erupsi, gempa-gempa vulkanik masih terekam dengan jumlah yang belum signifikan, menunjukkan masih terjadinya suplai magma ke kedalaman yang lebih dangkal," demikian penjelasan tertulis PVMBG yang dikutip IDN Times, Sabtu (11/4).

Pengamatan deformasi dengan tiltmeter berfluktuasi dan menunjukkan gejala kenaikan yang tidak signifikan sejak 5 April 2020 hingga kejadian erupsi pada 10 April 2020 pukul 22.35 WIB, diduga akibat energi yang relatif tidak terlalu besar.

3. Gunung Anak Krakatau masih berfluktuasi

Anak Krakatau Erupsi Tanpa Dentuman, Anyer dan Lampung Masih AmanANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

PVMBG menganalisis data kegempaan dan deformasi menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau masih berfluktuasi. Suplai fluida dari kedalaman masih terjadi.

Jenis fluida pada rangkaian erupsi Januari hingga Maret 2020 diduga didominasi oleh gas/uap air. Sedangkan erupsi pada 10 April 2020 material batuan pijar sudah terbawa ke permukaan dengan intensitas yang belum signifikan, jauh lebih kecil dibandingkan rangkaian erupsi pada periode Desember 2018–Januari 2019.

Baca Juga: Sempat Erupsi, Aktivitas Vulkanik Gunung Anak Krakatau Sudah Reda

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya